Saturday, September 17, 2016

Pertobatan Sejati

Ayat Bacaan : Kejadian 44:1-17; Kisah 3:19 “Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya” (Kejadian 44:1).

Apakah Anda terusik dengan cara-cara Yusuf mengadakan trik terhadap saudara-saudaranya? Mengapa Yusuf tidak langsung mengenalkan diri kepada saudara-saudaranya, tetapi sebaliknya dia bermain “petak umpet” dengan mereka ? Saya yakin ini merupakan cara Yusuf untuk menguji seberapa serius hati mereka bertobat? Apakah saudara-saudaranya telah berubah? Ya, Yusuf ingin mengetahui apakah mereka sudah bertobat dengan sungguh-sungguh.

Pembenaran tanpa pertobatan seperti melukis di atas dinding berlumut tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Tampak luar cantik, tetapi dalamnya tidak ada perubahan. Sepanjang Alkitab kita melihat pentingnya pertobatan. Yohanes Pembaptis menyampaikan khotbah sederhana, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat” (Matius 3:2). Pada hari Pentakosta Petrus berkhotbah, “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus” (Kisah Para Rasul 3:19).

Menurut bahasa Yunani, kata ‘bertobat’ berasal dari kata ‘metanoia’ (meta = berubah; noia = pikiran). Berarti bertobat itu mengandung arti perubahan pikiran, intelek, dan nilai yang menghasilkan perubahan hati dan emosi – transformasi radikal dari mencari kesenangan untuk diri sendiri kepada mencari kesenangan bagi Allah.

Charles Spurgeon mendefinisikan pertobatan dengan “kebencian terhadap dosa; berpaling dari dosa dan bersandar pada kekuatan Allah untuk meninggalkannya.”

Bertobat itu merupakan tindakan radikal yang harus diambil. Kalau sebelumnya ia berjalan di dalam dosa, maka kini ia harus berjalan di dalam kebenaran. Dan ada juga perubahan yang progresif – suatu perubahan hingga menjadi semakin baik. Kalau itu tidak ada, maka belumlah dikatakan seseorang bertobat.

Jadi sekarang Tuhan menuntut setiap manusia untuk bertobat. Bisa saja seseorang rajin datang ke gereja tetapi kehidupannya belum sungguh-sungguh diubahkan. Itu semacam kamuflase yang hanya mengelabuhi masyarakat sekitarnya. Saya yakin bahwa Tuhan akan menguji gereja-Nya dan akan memunculkan mereka yang benar-benar menjadi petobat sejati.

Renungan: Untuk apa saat ini kita masih bermain-main dengan dosa. Jangan menyesal bila suatu saat hari pertobatan itu dihapus. Karena itu baiklah kita menangis dan menyesali akan segala kesalahan yang kita buat.

Bertobat itu merupakan dasar dan inti peribadahan yang benar.

No comments:

Post a Comment