Thursday, January 1, 2015

Dulu Dianggap Hebat


Ayat bacaan : 2 Korintus 3:7-11; Keluaran 34:29

“Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti” 
(2 Korintus 3:10).

Dalam dunia komputer, dulu prosesor i486DX diperkenalkan pada tahun 1989, kita berdecak kagum. Kita ingat bagaimana orang-orang terheran-heran melihat sosok komputer yang sudah dianggap tercanggih saat itu. Lalu diperkenalkanlah prosesor dengan sebutan Pentium pada tahun 1993. Dengan cepat si Pentium ini menjadi pembicaraan banyak orang. Kecepatannya dalam mengolah data benar-benar membuat kita bertepuk tangan. Microsoft Word yang biasanya agak malas-malasan nongol, dengan prosesor ini ia menjadi lebih “bersemangat”.

Lalu bagaimana sekarang? Si Pentium jelas lebih cepat dan lebih hebat. Kecepatannya sudah ditingkatkan puluhan kali. Dan tentunya kemampuannya dari hari lepas hari dalam mengelolah darta semakin cepat, sehingga apa yang dulu dianggap hebat, sekarang ini tidak ada apa-apanya. Saudara, dulu kemuliaan Musa di gunung Sinai dianggap hebat. Tetapi bila dibandingkan dengan kemuliaan yang sedang kita alami kemuliaan Musa itu tidak ada artinya. Paulus berkata bahwa pelayanan Roh itu jauh lebih besar dari pelayanan yang terukir pada loh-loh batu. Dengan kata lain, pelayanan Paulus memberitakan Injil merupakan pelayanan yang melebihi pelayanan Musa.

Kalau Anda boleh memilih, pada zaman apakah Anda ingin hidup? Zaman Musa? Zaman Penjanjian Lama? Zaman Yesus masih ada di bumi? Atau zaman Perjanjian Baru? Kalau Anda memilih 3 zaman yang pertama, Anda salah. Sebab zaman sekarang di mana kita hidup ini adalah zaman yang melimpah dengan kasih karunia Allah. Tiga zaman yang pertama, yang berlaku adalah hukum Taurat. Kalau Anda berdosa, hukuman akan dijalankan saat itu juga. Berzinah misalnya. Hukum Musa menyatakan, siapa yang melakukannya harus dihukum mati (Imamat 20:10). Karena itulah orang-orang Yahudi tidak salah saat menangkap perempuan yang berbuat zinah dan menghadapkannya kepada Yesus supaya dirajam batu (baca: Yohanes 8:1-11).

Tetapi Yesus mulai membawa angin reformasi dengan pernyataan bahwa siapa yang tidak berdosa, dialah yang pertama kali melemparinya dengan batu. Tak seorangpun yang bergerak! Bagaimana sekarang? Ada orang Kristen yang berzinah, tetapi semuanya berjalan mulus saja. Tidak ada batu, tidak ada hukuman, dan tidak sangsi. Benarkah demikian? Tidak! Sesungguhnya Allah bersabar supaya orang itu bertobat (2 Petrus 3:9).

Renungan: 
Kemuliaan Allah akan semakin kita nikmati. Saya percaya bahwa kemuliaan ini akan semakin terang dan orang yang sungguh-sungguh merindukannya akan menikmatinya. Dan puncak kemuliaan ini akan terjadi saat tubuh kita mengenakan “yang tidak dapat binasa” (1 Korintus 15:53).

Orang yang paling bebal adalah orang yang menyiakan-nyiakan hidupnya pada zaman anugerah yang melimpah dengan kasih karunia Allah.

No comments:

Post a Comment