Tuesday, December 9, 2014

Jangan Gelojoh!


Ayat bacaan :  1 Korintus 11:17-22; Amsal 23:2 
“Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk” (1 Korintus 11:21).

Pernahkah Anda bayangkan, suatu ketika Anda pergi sebuah pesta lalu melihat salah seorang dari tamu mengisi penuh piringnya dengan nasi dan lauk-pauk lalu melahapnya dengan rakus, apalagi orang lain belum mendapat makanan tetapi ia tidak peduli, apa yang Anda pikirkan tentang orang itu? Tentu Anda berkata dalam hati, “Ya ampun … orang ini gelojoh sekali.” Demikian juga terjadi pada jemaat Korintus yang ditegor rasul Paulus melalui suratnya. Di antara jemaat sudah sering melakukan hal ini dan sampai kepada Paulus. Melalui suratnya Paulus menegor mereka karena menurut Paulus mereka rakus alias gelojoh.

Mengapa Paulus menegor mereka dengan keras? Karena rakus dan gelojoh tidak hanya masalah makan dan minum, tetapi ada gejala di mana mereka dikuasai oleh kerakusan. Anda masih ingat bagaimana Allah membunuh bangsa Israel karena kerakusan ? Ketika beberapa orang Israel yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."

Lalu bertiuplah angin yang dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-burung puyuh dari sebelah laut, dan dihamburkannya ke atas tempat perkemahan dan di sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala penjuru, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi. Lalu sepanjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar. Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.


Renungan:
Saudara, ini adalah peringatan bagi orang yang gelojoh. Sebab rakus dan gelojoh bukan hanya soal etika dan sopan santun, melainkan pemberontakan. Bagaimana kalau nafsu makan kita besar? Amsal menasihatkan, “Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu” (Amsal 23:2)!

Hidup bukan untuk makan, tetapi makan bukan sekedar supaya kita hidup, melainkan supaya kita mengingat saudara kita yang kekurangan.

No comments:

Post a Comment