Ayat bacaan : 1 Korintus 14:26-40; Mazmur 39:2
“Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.” (1 Korintus 14:32-33)
Latar belakang ditulisnya firman Tuhan ini adalah adanya kekacauan dalam pertemuan jemaat pada waktu itu. Ini terjadi karena diantara mereka ada yang tidak dapat menahan diri atau menguasai dirinya tentang pernyataan yang mereka dapatkan. Entah karena dorongan dari Tuhan atau karena dorongan diri sendiri, sehingga mereka berebutan ingin menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada jemaat.
Akhirnya, pertemuan jemaat itu menjadi kacau dan ribut. Masing-masing orang tidak mau mengalah. Adanya peristiwa ini membuat Rasul Paulus membuat suatu peraturan agar pertemuan jemaat itu dapat berjalan tertib. Saudara, seringkali kita seperti mereka yang tidak bisa menahan diri. Mungkin kita beralasan bahwa ini dari Tuhan atau ini perintah Tuhan tetapi sebenarnya adalah dari pikiran kita sendiri. Bukan hanya dalam konteks pertemuan jemaat saja, tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari, hal ini juga sering terjadi.
Berapa banyak orang yang mengatasnamakan Tuhan mencela orang dan memfitnah seorang hamba Tuhan lain. Tidak jarang juga kita melihat beberapa gembala atau pemimpin-pemimpin gereja saling berebut kekuasaan dan tidak bisa menahan mulutnya sehingga terjadi kekacauan di antara jemaat. Daud adalah contoh pemimpin yang tahu benar posisinya. Daud yang kita kenal sebagai raja, imam, dan nabi ini, berusaha untuk menjaga diri agar dalam hidupnya tidak menimbulkan kekacauan di dalam pemerintahannya.
Dia berusaha untuk tunduk sepenuhnya kepada Allah yang sudah memilih dan menetapkannya sebagai raja. Dia tidak menggunakan kedudukannya untuk berbuat seenaknya atau mencari popularitas untuk dirinya sendiri. Ini dilakukan Daud karena dia tahu bahwa Tuhanlah yang telah mengangkatnya menjadi raja dan dia merindukan agar rakyat yang dipimpinnya mendapatkan kesejahteraan. “Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku" (Mazmur 39:2).
Renungan:
Saudara, Tuhan tidak menghendaki terjadi kekacauan dalam kehidupan umat-Nya, bukan hanya dalam pertemuan jemaat atau ibadah saja, tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus bisa menahan diri kita, terutama dengan perkataan. Dalam seluruh aspek kehidupan kita harus ada penundukan diri dan bukannya arogansi atau kesewenang-wenangan. Semuanya ada aturannya. Jadi mulailah hidup dalam ketertiban dan pengendalian diri yang lebih nyata lagi.
Menahan diri berarti menghindarkan diri untuk berdosa.
No comments:
Post a Comment