Saturday, January 10, 2015

Pengomel Kronis


Ayat bacaan : 2 Korintus 6:4-10; Mazmur 107:1

“Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu” (2 Korintus 6:10).

Sayang, bahkan di antara orang Kristen sendiri banyak yang menjadi pengomel kronis. Ada seorang wanita yang suka mengomel dan sulit mengucap syukur. Suatu hari pendetanya mendengar tentang kemujuran wanita ini mengenai keberhasilan panen kentangnya. Tak ada petani di desa itu yang kualitas kentangnya menyamai wanita ini. Inilah saat yang tepat untuk mendengar wanita ini mengucap syukur, pikir pendetanya. “Selamat pagi, Bu. Kentangnya besar-besar ya, Bu? Sepertinya di desa ini tidak ada orang yang mempunyai kentang seperti kepunyaan Ibu,” pancing pendetanya. Wanita ini memandangi pendetanya dengan senyum agak kecut, “Seluruh kentang memang bagus-bagus, tapi mana yang jelek untuk makanan babiku???” Model orang Kristen yang pelit mengucap syukur masih banyak ditemukan di dalam gereja. Seperti wanita di atas, tidak pernah ada alasan untuk mengucap syukur meskipun keberuntungan di pihaknya. Setiap hari isinya gerutuan, omelan, dan umpatan.

Langit berawan atau langit cerah, tetap menggerutu. Hawa dingin atau panas, tetap menggerutu. Itulah ciri orang yang tidak pernah mau mengucap syukur. Sebenarnya, kalau ada orang yang paling tepat untuk menggerutu dan mengomel adalah Paulus. Penderitaan, kesukaran, kesesakan, dan berbagai penganiayaan yang dialaminya dapat dijadikan alasan baginya untuk menggerutu, mengomel, dan marah kepada Allah. “Apa-apaan ini Tuhan? Aku sudah menyerahkan segenap hidupku kepada-Mu, tapi apa balasannya? Lihat hidupku yang sengsara ini!” Paulus sama sekali tidak mengucapkan kalimat demikian. Paulus selalu mengucap syukur dan ia mempunyai ribuan alasan untuk mengucap syukur. Daud berkata, “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mazmur 107:1). Dalam segala keadaan Tuhan itu baik, dan inilah alasan utama kita mengucap syukur. Bukan dalam keadaan senang saja, tetapi dalam keadaan susah pun Tuhan itu baik. Jadi ucapkanlah syukur senantiasa.

Renungan: 
Dengan bersyukur berarti Anda mengatakan bahwa Tuhan itu baik. Biasakan mengucap syukur setiap saat. Mulailah di pagi hari, ketika mata baru terbuka. Ucapkan syukur untuk hari indah yang Tuhan berikan.

Mengucap syukur adalah bagian dari iman.

No comments:

Post a Comment