Sunday, January 11, 2015

Persatuan Yang Kontras


Ayat bacaan : 2 Korintus 6:11-18; Ulangan 7:3, 4

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap ?”
(2 Korintus 6:14)

Hukum Yahudi menyatakan demikian, “Janganlah engkau membajak dengan lembu dan keledai bersama-sama” (Ulangan 22:10). Bila dipaksakan kedua binatang berlainan itu untuk dipasangkan bersama, maka keduanya akan sama-sama menderita. Saudara, peringatan diberikan kepada kita, orang yang sudah dibenarkan oleh darah Yesus. Secara roh kita tidak dapat bersekutu (fellowship) dengan kegelapan. Dahulu kita memang tinggal dalam kegelapan, tetapi sekarang tidak lagi (Efesus 5:8). Dengan siapakah kita bersekutu? Dengan Allah kita (2 Korintus 13:13; 1 Korintus 1:9; 1 Yohanes 1:3, 6).

Tetapi persekutuan ini juga diaplikasikan dalam hubungan kita dengan suami atau istri. Sebab suami istri merupakan satu tubuh dan satu roh. Karena itulah Allah menaruh perhatian yang penting terhadap permasalahan ini. Sebelum memasuki tanah Kanaan, Allah sudah memperingatkan supaya bangsa Israel tidak mengambil istri atau suami penduduk setempat. Apakah karena penduduk Kanaan jelek-jelek? Atau karena mereka kudisan? Atau karena derajat mereka lebih rendah? Tidak! Alasan utama adalah mereka dapat membelokkan hati bangsa Israel kepada berhala-berhala mereka (baca: Keluaran 34:10-17; Ulangan 7:3, 4).

Saya melihat bahwa inilah masalah gereja sekarang. Anak-anak Tuhan dengan bebas memilih pasangan hidup dari antara orang dunia. Yang penting kan dia baik? Yang penting kan dia penuh pengertian? Yang penting kan dia berjanji untuk menjadi Kristen setelah menikah? Anda mencoba menggunakan alasan untuk membenarkan diri. Memang, dalam beberapa kasus ada suami atau istri yang dimenangkan oleh pasangannya setelah menikah, tetapi jangan lupa bahwa lebih banyak orang Kristen yang “dimenangkan” oleh pasangannya yang bukan orang percaya.

Saya menghormati apa yang Anda sebut dengan “cinta” kepada calon pasangan hidup Anda. Tetapi saya hanya menyampaikan pesan bahwa Tuhan sudah memperingatkan. Lihatlah penderitaan orang-orang Kristen karena berpasangan dengan orang dunia. Memang tidak semua anak Tuhan dapat menjadi suami atau istri yang baik. Yang penting taatilah dahulu firman Tuhan: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang…..!” Kalau sudah terlanjur atau saya bertobat setelah menikah? Pertahankan imanmu dan doakan pasanganmu!

Renungan: 
Suami istri yang seiman akan melahirkan anak-anak yang kudus. Mereka akan bersama-sama memuliakan Tuhan dan saling mendorong dalam melayani Tuhan.

Bukankah hal ini indah, Saudaraku? Ketepatan memilih pasangan hidup adalah jalan menuju kebahagiaan.

No comments:

Post a Comment