Ayat bacaan : Filipi 3:12-16; Ulangan 8:1
“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”
(Filipi 3:13, 14).
Seseorang tanpa sasaran (goal) dalam hidupnya ibarat kapal layar tanpa kompas. Dia akan terkatung-katung tanpa arah dan tujuan. Harapannya adalah terdampar di sebuah daratan di “suatu tempat”. Tanpa sasaran hidup itu tidak menarik dan tidak menggairahkan, sebab tidak ada tantangan. Sasaran adalah keputusan untuk bertindak.
Sasaran adalah peta yang akan memberikan rute perjalanan hidup Anda. Sasaran akan membantu seseorang mengetahui kemana ia pergi dan bagaimana ia mencapainya. Sasaran bukan sekedar mimpi, namun mimpi yang dilakukan. Bukan pula sekedar berkata, “Oh, seandainya aku dapat.” Sasaran adalah pernyataan jelas dari perkataan, “Inilah yang akan kulakukan.” Sasaran bukanlah keragu-raguan, tetapi pernyataan iman. Paulus adalah contoh manusia yang bergerak dengan sasaran. Sasarannya adalah Kristus! Dan dia juga manusia yang bergerak dengan visi dan rencana. Apa yang Allah perintahkan itulah yang dilakukannya. Bukan berarti dia pasif, justru dia bergerak aktif untuk mencapai visi itu.
Setiap orang Kristen mempunyai sasaran utama: melakukan kehendak Tuhan. Sasaran lainnya boleh Anda tentukan sendiri asal Anda tidak melupakan sasaran utama itu. Penetapan sasaran lainnya itu dapat ditentukan dengan dua cara: pertama, Allah sendiri yang sudah memberikan sasaran itu, atau kedua, Anda bisa menetapkan sendiri setelah Anda berdoa dan setelah Allah berkata “ya”. Saya melihat ada dua sisi ekstrim yang dilakukan oleh orang Kristen. Sisi kanan terlalu menitikberatkan pada sasaran utama, tapi bertindak pasif untuk hal-hal lainnya. Sisi kiri terlalu menitikberatkan pada sasaran-sasaran di bumi ini, tetapi melupakan sasaran utama. Yang paling parah adalah mereka yang sama sekali tidak mempunyai sasaran. Orang seperti ini biasanya mudah putus asa dan berlaku sinis terhadap karya orang lain.
Renungan:
Marilah kita menetapkan sasaran-sasaran hidup kita. Yang terpenting adalah sasaran utama yang harus diperhatikan, setelah itu tetapkan sasaran-sasaran lainnya. Mintalah Roh Kudus untuk membantu Anda menentukan sasaran-sasaran itu.
Sasaran ditetapkan supaya kita bergairah untuk hidup.
No comments:
Post a Comment