Ayat bacaan : Ibrani 4:6-11; 1 Samuel 15:22 “Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga” (Ibrani 4:11).
Seseorang bertanya kepada ibu George Washington, presiden Amerika Serikat pertama, bagaimana ia mendidik anaknya itu sampai ia berhasil menjadi orang yang sukses. Ia menjawab, “Aku mengajarinya ketaatan.” Saya yakin kalau ketaatan merupakan kunci sukses dari suatu keberhasilan. Apa yang dikatakan oleh ibu Washington merupakan pelajaran bagi kita semua. Apa yang diucapkannya itu benar dan Alkitab sendiri memberikan banyak contoh orang-orang yang berhasil karena ketaatan. Korban ketidaktaatan pertama adalah Adam dan Hawa. Akibatnya sungguh parah. Seluruh peradaban manusia tercemar oleh dosa dan hidup mereka terancam maut – putusnya hubungan dengan Allah.
Saul juga merupakan seorang raja yang sarat dengan ketidaktaatan. Dalam salah satu tegurannya Samuel berkata, “…. Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan” (1 Samuel 15:22). Mendengar dan memperhatikan (baca: taat) lebih penting dari korban. Tuhan sungguh-sungguh dimuliakan bila anak-anak-Nya hidup dalam ketaatan. Lihatlah sendiri kehidupan Yesus. Ia taat sampai mati (Filipi 2:8). Kadang ketaatan tidak selalu mengenakkan daging kita.
Sama seperti Yesus yang harus bergumul mati-matian terlebih dahulu di taman Getsemani sebelum Ia mengambil keputusan secara penuh untuk mati di kayu salib. Apabila membaca kisah para martir, Anda juga akan disuguhi berbagai penderitaan dan penganiayaan karena ada segelintir orang yang mau taat kepada firman Tuhan. Tetapi kepada orang-orang seperti ini Tuhan berjanji untuk memberikan “tempat perhentian”. Inilah yang Tuhan maksudkan dengan surga! Ya, itulah tempat perhentian bagi orang-orang yang taat.
Renungan: Perjalanan kita seperti di padang belantara. Banyak orang yang tidak masuk ke tempat perhentian karena mereka bernafsu rendah dan hidup dalam ketidaktaatan. Mereka setiap hari mengeluh dan berbantah-bantahan dengan Tuhan. Marilah kita belajar hidup dalam ketaatan, apapun risikonya! Ketidaktaatan mengundang malapetaka.
No comments:
Post a Comment