Ayat Bacaan : Imamat 17:1-9; Galatia 6:7
“Setiap orang dari kaum Israel yang menyembelih lembu atau domba atau kambing di dalam perkemahan atau di luarnya, tetapi tidak membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, untuk dipersembahkan sebagai persembahan kepada TUHAN di depan Kemah Suci TUHAN, hal itu harus dihitungkan kepada orang itu sebagai hutang darah, karena ia telah menumpahkan darah, dan orang itu haruslah dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya”
(Imamat 17:3,4).
Korban persembahan adalah hal yang sangat penting di dalam tata ibadah umat Tuhan di kemah Suci. Karenanya baik korban yang dipersembahkan maupun orang yang mempersembahkannya harus dipersiapkan sedemikian rupa, termasuk tata urutannya. Setiap orang Israel yang menyembelih lembu atau domba di dalam atau di luar perkemahan harus secepatnya membawa ke pintu perkemahan, jika tidak maka orang itu diperhitungkan hutang darah, dan hukumannya sangat berat yaitu harus dilenyapkan di tengah-tengah bangsanya. Mengapa harus dilenyapkan, sebab orang tersebut dianggap melecehkan upacara mempersembahkan korban yang ditetapkan oleh Tuhan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang bersangkutan melecehkan Allah.
Hal ini juga pernah terjadi pada masa para Rasul, waktu itu Ananias dan safira (suami-istri) baru saja menjual sebidang tanahnya dan kemudian meletakkan persembahannya di kaki Rasul Petrus dan rasul lainnya. Mereka berdua memang memberi persembahan dan sepintas orang melihatnya baik, tetapi kesungguhan hati mereka untuk memberikan persembahan tidak ada, hal ini dapat diketahui dari Kisah 5:2,3: “Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?” Ketika mendengar perkataan Rasul Petrus : baik Ananias maupu Safira secara bergiliran nyawanya putus, keduanya dilenyapkan sebab dianggap melecehkan persembahan kepada Allah.
Renungan hari ini mengingatkan kita untuk menghargai dan menghormati korban Tuhan Yesus Kristus yang menebus dosa-dosa kita. Mengapa hal ini perlu diingatkan? Sebab dalam kehidupan sehari-hari masih ditemui adanya orang Kristen yang tidak menghargai pengorbanan Tuhan Yesus Kristus dan tidak menghargai darah Yesus yang tercurah di atas bukit Golgota. Dalam Perjamuan Kudus misalnya, ada yang sungguh-sungguh ada juga yang menjadikannya sebagai hal rutinitas, padahal untuk mengikut perjamuan kudus diperlukan komitmen bahwa kita mau sungguh-sungguh menghargai pengorbanan Tuhan Yesus. Kapan kita dianggap tidak menghormati penebusan Yesus, saat kita tahu firman tetapi tidak melakukannya.
Renungan:
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7).
Hormati penebusan Tuhan Yesus dan jangan berbuat dosa lagi, jangan ada dusta, dan jangan ada tipu muslihat.
No comments:
Post a Comment