Friday, December 26, 2014

Menghargai Orang Lain

Ayat bacaan : 1 Korintus 16:10-18; Bilangan 14:30

“Tentang saudara Apolos: telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk bersama-sama dengan saudara-saudara lain mengunjungi kamu, tetapi ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan baik nanti, ia akan datang” (1 Korintus 16:12).

Menghargai orang lain adalah karakter rasul Paulus yang luar biasa. Bagaimana tidak, “popularitas” Apolos ternyata menandingi rasul Paulus. Karena itu jemaat terbelah dua, yang sebagian berkata aku adalah golongan Apolos dan sebagian lagi berkata aku adalah golongan Paulus. Tetapi Paulus memiliki karakter untuk menghargai orang lain.

Siapa sebenarnya Apolos? Apolos adalah seorang Yahudi yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Karena mempunyai latar belakang yang baik mengenai Kitab Suci dengan mudah ia menjadi guru yang baik. Di Korintus sendiri ia menjadi “penyiram” yang baik, artinya ia meneruskan pengajaran yang ditanamkan Paulus sebelumnya. Karena itulah ia menjadi cepat dikenal di jemaat Korintus. Sehingga di antara jemaat ada yang membandingkan antara Paulus dan Apolos. Ada yang menjagokan Paulus dan ada yang menjagokan Apolos. Hal ini tidak membuat Paulus "besar kepala" ataupun merasa tersaingi sehingga ia berulang-ulang kali mendesak Apolos beserta saudara-saudara yang lain untuk mengunjungi jemaat yang ada di Korintus.

Banyak orang merasa terancam apabila ada orang lain menyaingi popularitasnya sehingga berbagai macam cara dilakukan untuk menekan orang itu agar tidak bisa maju. Ini bukanlah karakter hamba Tuhan yang baik. Karakter hamba Tuhan yang baik adalah membuka peluang sebesar-besarnya bagi orang lain untuk maju dan setelah mereka maju tidak malah menghancurkannya, melainkan terus mendukung agar lebih maju lagi. 

Dalam Perjanjian Lama ada contoh yang patut kita tiru yaitu Musa. Musa adalah orang yang berhasil membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Mereka semua sedang berjalan menuju tanah impian, Kanaan, tetapi tiba-tiba datang firman Tuhan kepada Musa, “Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! (Bilangan 14:30). Musa tidak iri hati kepada Yosua, tetapi sebaliknya ia memberi semangat kepada Yosua (Ulangan 31:6).


Renungan: 
Tidak perlu iri hati kepada rekan atau saudara kita. Kalau ia lebih berhasil dari Anda, doakanlah mereka supaya mereka semakin berhasil lagi. Dengan cara demikian Anda akan meredam api iri hati itu.

Bekerja sama adalah lebih baik daripada saling meruntuhkan.

No comments:

Post a Comment