Thursday, February 19, 2015

Menderita Untuk Orang Lain


Ayat bacaan : Galatia 4:12-20; 1 Samuel 18:11

“Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu” (Galatia 4:19).

Selama ini kita sibuk bagaimana untuk mendapatkan berkat Allah. Kita ke gereja dua kali seminggu, aktif mengikuti persekutuan doa, doa puasa seminggu sekali, bahkan mungkin mengikuti doa puasa empat puluh hari, tujuan kita agar usaha kita diberkati, rumah tangga kita diberkati, anak-anak kita sehat-sehat, agar di antara suami istri terjalin hubungan yang baik, semua ini sah-sah saja karena sebagai orang Kristen kita harus melakukan ini semua.

Tetapi ada hal lain yang harus kita lakukan juga, yaitu menderita sakit bersalin untuk orang lain. Rasul Paulus adalah seorang rasul dipakai Tuhan secara luar biasa, baik dalam pelayanan, kuasa, maupun urapannya. Dalam bacaan hari ini, ia mengajarkan satu teladan yang baik kepada kita yaitu kita harus rela "sakit bersalin" agar orang lain menjadi serupa dengan Kristus. Untuk menjadi serupa dengan Kristus tidaklah mudah. Seperti yang terjadi di jemaat Galatia ini, mereka tadinya adalah orang-orang yang dimenangkan untuk Kristus karena pelayanan Rasul Paulus, tetapi berbalik memusuhi Paulus. Sepintas Paulus merasa heran atas perubahan sikap mereka. Tadinya mereka sangat respons terhadap Paulus, tetapi mereka terpengaruh oleh orang-orang yang ingin membelokkan kebenaran firman Tuhan yang sudah disampaikan oleh Paulus. Tetapi Paulus sebagai hamba Tuhan harus sabar terhadap mereka. Bukankah hal inipun sering terjadi kepada kita yang berusaha menuntun orang-orang kepada Kristus? Setelah kita memberitakan Injil kepada mereka, lalu karena kasih Kristus, kita memberikan pakaian, makanan dan kebutuhan lainnya.

Tetapi yang kita terima kembali bukan ucapan terima kasih, melainkan fitnahan, ancaman dan sebagainya. Kadang-kadang ada orang yang sepertinya butuh pertolongan, lalu kita menolongnya. Kita beri makan, pakaian dan sekaligus kita menampung dia tinggal di rumah kita. Tetapi apa yang terjadi? Malahan ia mencuri dan membawa barang-barang kita yang ada di rumah. Kadang-kadang hal ini membuat kita was-was untuk menolong orang lain. Bahkan ada orang yang trauma dan tidak mau lagi menolong orang lain. Tetapi kita harus meniru sikap rasul Paulus dan harus sabar terhadap mereka.

Renungan: 
Bagaimana caranya agar kita bisa sabar terhadap mereka? Kita harus punya hati yang penuh pengampunan. Seperti Daud dengan raja Saul. Daud sudah berusaha menghibur raja Saul dengan musiknya pada saat ia dirasuk roh jahat. Tetapi apa balasan dari raja Saul? Malahan ia mau menancapkan Daud ke dinding dengan tombak (1 Samuel 18:11). Tetapi Daud tetap sabar terhadap raja Saul.

Berilah kesempatan kedua bagi orang untuk memperbaiki kesalahannya.

No comments:

Post a Comment