Tuesday, April 14, 2015

Kaki Yang Berkasut


Ayat bacaan : Efesus 6:15; Yesaya 40:9 

“Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera” 
(Efesus 6:15).

Seorang berlumuran darah dibawa ke rumah sakit terdekat setelah mobil yang dikendarainya menabrak pohon. Setelah diperiksa oleh dokter, seorang perawat menghampiri pria yang terus-menerus meringis karena kesakitan.

Perawat itu berkata, “Saya mau sampaikan berita baik dan berita buruk kepada Bapak. Bapak mau dengar yang mana dulu?”

“Sa… ya…. mau ….. de…. ngar yang burrrr … uk dulu.”

“Berita buruknya…. kaki bapak terpaksa harus diamputasi.”

Sambil menahan isak pria itu berkata, “Berrr…. ri… ta ba… ik…. nya?”

“Syukurlah, sepatu Bapak sudah ada yang pesan.”

Ini waktu yang tepat bagi Anda untuk tertawa membaca humor di atas, sebelum Anda memahami bahwa Injil juga membawa berita baik dan buruk. Oke, semua tahu bahwa “Injil” berasal dari kata “euaggelion” (berarti: berita atau kabar baik). Pada dasarnya Injil adalah kisah kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus. Dan ini mengacu kepada Kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Berita baik yang dibawa Injil adalah manusia diperdamaikan kembali oleh kematian dan kebangkitan Yesus.

Manusia memiliki pengharapan lagi setelah sekian lama dibelenggu oleh dosa dan maut. Rencana yang sudah dirancangkan jauh sebelum dunia ada telah digenapi di dalam Yesus, Anak Allah yang hidup. Sekarang saya sampaikan berita buruk. Dan berita buruk ini akan dialami oleh mereka yang menolak berita baik. Mereka yang menolak berita baik akan berada di bawah kutuk. Alkitab berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Yohanes 3:18).

Jadi bagaimanakah kita bisa membebaskan dunia ini dari kutuk atau hukuman? Dengan memberitakan Injil. Setiap orang percaya yang memberitakan Injil, tidak hanya melaksanakan amanat agung Kristus, tetapi juga melengkapi dirinya dengan senjata ilahi. Ia memakai kasut (lebih tepat diterjemahkan: “sandal” – alas kaki perlengkapan perang tentara Romawi yang ada paku besarnya di alas kakinya supaya tentara tidak mudah tergelincir).

Renungan: 
Sudahkah Anda memakai “sandal” ini? Seandainya Anda seorang tentara yang memakai perlengkapan lengkap, termasuk amunisi dan senjata otomatis, tetapi tanpa alas kaki, sebentar saja jalan Anda akan pincang, sebab kaki Anda yang telanjang itu menginjak paku berkarat. Jadi beritakan Injil dan pakailah alas kaki itu. 
Jangan berangkat perang sebelum kaki Anda memakai sepatu.

No comments:

Post a Comment