Friday, June 19, 2015

Kasih Dan Tindakan


Ayat bacaan : 1 Tesalonika 3:11-13; Ayub 6:14

Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu” 
(1 Tesalonika 3:12)

Di sebuah kelas beberapa murid belajar mengeja kata, misalnya: kuda, anjing, kucing, kelinci, dsb, lalu guru meminta menirukan suara dari masing-masing kata yang dieja itu. Kemudian si Mary kecil diminta mengeja kata “kasih.” Tiba-tiba si Mary berlari kepada gurunya, merangkulnya lalu mencium pipinya. “Kami mengeja “kasih” dengan tindakan seperti itu di rumah kami,” kata Mary. Seluruh kelas tertawa dengan adegan lucu dan aneh itu, tetapi gurunya berkata, “Itu cara yang indah, tapi kamu tahu nggak mengeja kata “kasih”?”

    “Oh ya,” teriak Mary, “Kami mengeja “kasih” seperti ini,” dan ia mulai merapikan buku-buku yang berserakan di atas meja gurunya, “Kami mengeja “kasih” dengan menolong orang lain saat ia membutuhkan.”

    Kasih itu dinyatakan dalam tindakan. Kasih yang tidak diwujudkan dalam tindakan bukanlah kasih. Itu teori tentang kasih. Banyak orang suka berteori tentang kasih, tetapi wujudnya tidak ada. “Mari kita saling mengasihi. Mari kita terbeban buat saudara seiman. Mari kita sisihkan dana untuk menolong rekan kita. Mari kita berkorban untuk teman kita. “ Ajakan-ajakan itu baik asal dijalankan!

    Saya mengkritik orang-orang Kristen yang membantu rekannya hanya sebatas doa. “Nanti saya bantu kamu di dalam doa, ya?” “Bingkisan doa” adalah bentuk bantuan yang paling sering kita berikan kepada saudara kita. Kita tidak mau mengulurkan tangan atau mengeluarkan dana untuk rekan kita yang membutuhkannya. Doa memang penting, tetapi juga harus dibarengi tindakan. Dan kasih itu membutuhkan pengorbanan. Yesus mengasihi manusia, karena itu Ia mau berkorban di kayu salib. Kalau seandainya kasih Yesus itu tidak diwujudkan dalam tindakan, nubuatan atau janji-janji Allah itu hanyalah omong kosong. Tetapi Yesus tidak peduli dengan nyawanya sendiri. Ia rela menderita demi kasih-Nya yang besar kepada kita.

    Lalu bagaimana sekarang? Melimpahlah dengan kasih dan wujudkan dalam tindakan nyata. Dan orang-orang yang tahu mengasihi sesamanya, dia adalah orang yang paling mengerti kasih Allah.


Renungan:
    Marilah kita beranjak dari teori menuju tindakan. Kasih adalah yang terbesar. Tidakkah Anda merindukan untuk memiliki yang terbesar itu? Kalah Anda memiliki kasih, Anda memiliki lebih dari sekedar harta permata.

Tanpa tindakan tidak akan ada kasih.

No comments:

Post a Comment