Ayat bacaan : Ibrani 3:15-19; Yehezkiel 8:9-12 “Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka” (Ibrani 3:19).
Ketidakpercayaan mendukakan hati Allah lebih dari segala dosa lainnya. Jelas, suatu kesalahan besar bila anak-anak Tuhan meragukan kesetiaan-Nya. Kita seringkali meneriakkan dosa-dosa daging: homoseksual, kemabukan, perzinahan, dsb. Itu memang perbuatan-perbuatan daging yang mendukakan hati Allah, namun Allah memperhatikan dosa dalam hati manusia, yaitu ketidakpercayaan. Ketidakpercayaan adalah dosa dalam hati manusia. Banyak orang Kristen sukses meninggalkan manusia lama mereka. Mereka tidak lagi nge-drug, tidak berzinah, tidak mabuk karena alkohol, dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan daging.
Tetapi selang beberapa lama kemudian, setelah berbagai masalah menimpa hidupnya, dan sepertinya Allah belum menjawab doa-doanya, ia mulai meragukan janji-janji Allah. Apakah Anda berpikir bahwa meragukan kesetiaan Allah itu merupakan kesalahan kecil? Umat Allah setiap hari bergumul melawan dosa daging ini. Mereka berdoa dan berpuasa untuk memeranginya, menyerukan nama Allah supaya Dia membebaskan mereka dari setiap perangkap iblis. Tetapi hampir semuanya tidak menyadari akan bahaya ketidakpercayaan. Bahkan mereka tidak menempatkan dosa ketidakpercayaan ini pada daftar dosa-dosa berat semacam pembunuhan, perzinahan, dsb. Tetapi sesungguhnya dosa ketidakpercayaan ini amatlah jahat!
Bahkan orang-orang yang tidak percaya merupakan salah satu kandidat penghuni neraka (Wahyu. 21:8). Dalam kitab Yehezkiel, Allah memberikan penglihatan mengenai kekejian yang terjadi di Israel (Yehezkhiel 8:9-12). Roh membawa Yehezkiel ke pintu pelataran Bait Suci. Di dalamnya Yehezkiel melihat 70 orang tua-tua Israel. Apa mereka sedang bermegah di dalam janji-janji Allah? Tidak. Justru mereka berkata, “…. TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan tanah ini” (ay. 12). Mereka tidak lagi fly karena narkoba, mereka juga tidak sedang berpesta seksual, mereka tidak melakukan doss-dosa daging. Mereka “cuma” meragukan kesetiaan Allah! Ini merupakan kekejian bagi Tuhan!
Renungan: Bila kita meragukan kasih setia Allah, Anda mendukakan hati Allah. Tidak cukupkah segala perkara ajaib yang telah ditunjukkan kepada Anda? Masih kurangkah anugerah yang telah dicurahkan? Janganlah melakukan kekejian dengan meragukan kasih setia dan janji-janji-Nya. Kasih setia Allah tidak akan berubah meskipun Anda meragukannya.
No comments:
Post a Comment