Saturday, May 7, 2016

Hidup dalam Pertobatan

Ayat Bacaan : Wahyu 16:8-14; Yeremia 5:3 “Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas  matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan    manusia dengan api.  Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka   menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka  itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia” (Wahyu 16:8-9).

Dalam zaman Yosia bin Amon raja Yehuda, Tuhan memakai Yeremia untuk menyampaikan berita pertobatan kepada umat-Nya. Tetapi tampaknya umat Israel tidak mau mendengarkan teguran Tuhan. Tuhan terus memberikan kesempatan kepada umat untuk bertobat, tetapi kesempatan itu tidak dipakainya.

Akhirnya dengan berat hati Tuhan menyatakan didikan-Nya. Penghukuman Tuhan akhirnya tidak dapat dielakan, dengan tujuan supaya umat-Nya bertobat. Bahkan dalam pergumulannya Yeremia berkata: “Ya TUHAN, tidakkah mata-Mu terarah kepada kebenaran? Engkau   memukul mereka, tetapi mereka tidak kesakitan; Engkau  meremukkan mereka, tetapi mereka tidak mau menerima hajaran. Mereka mengeraskan kepalanya lebih dari pada batu, dan mereka  tidak mau bertobat” (Yeremia 5:3). Dijelaskan dalam ayat di atas, manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan reaksinya justru menghujat nama Allah, dan mereka benar-benar tidak mau bertobat untuk memuliakan Dia. 

Masih ada kesempatan bagi kita saat ini untuk mengecap kebaikkan Tuhan, sebab kasih setia-Nya selalu baru setiap pagi disediakan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Tiada henti-hentinya berkat dicurahkan atas hidup kita entah waktu tidur atau berjaga-jaga (Mazmur 127:2). Ia adalah Allah yang setia, penuh kasih dan rahmat karunia. Kasihnya begitu hebat dan luar biasa, 2000 tahun yang lalu Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan manusia berdosa, supaya oleh-Nya kita semua diselamatkan-Nya.

Rencana Allah ialah semua orang datang kepada-Nya dan menerima anugerah yang disediakan-Nya. Namun kenyataannya tidak semua orang mau masuk dalam anugerah-Nya. Manusia memiliki kecenderungan berjalan dengan jalannya sendiri. Bahkan salib Kristus dianggap sebagai suatu kebodohan. Di sisi lain ada umat-Nya yang mulai bergeser kepada kedagingan. Sudah mengenal Tuhan cukup lama, tetapi hidupnya tidak mencerminkan kemuliaan-Nya. Begitu banyak orang yang dulunya rohani mengalami kemunduran yaitu memulai dengan Roh, mengakhiri dengan daging.

Renungan: Ada yang dingatkan berkali-kali melalui berbagai peristiwa, namun hal itu tidak digubrisnya. Di dalam menyatakan kasih-Nya, kadang Allah harus mendisiplin umat dengan penghukuman, tetapi tujuan bukan untuk menghancurkan kita melainkan menuntun umat untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. 
Lalu bagimanakah dengan kita? Allah mau supaya kita hidup di dalam pertobatan, supaya terhindar dari api siksaan kekal.

Hiduplah di dalam pertobatan sebab itulah kunci kepada hidup berkelimpahan.

No comments:

Post a Comment