Monday, May 30, 2016

Nyanyian Baru

Ayat Bacaan : Wahyu 14:1-5; Mazmur 40:4 “Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu” (Wahyu 14:3).

Ada kebiasaan unik yang dilakukan oleh hampir semua orang? Apakah itu? Menyanyi di kamar mandi. Tidak peduli apakah suaranya merdu ataukah sumbang, pokoknya nyanyi terus sambil menggosok-gosok badan yang penuh daki dengan sabun di kamar mandi. Dan memang tidak semua orang berani menyanyi di hadapan umum, tetapi di kamar mandi sih tidak masalah! Lagu apa? Dari dangdut sampai jazz bisa saja dinyanyikan di kamar mandi.

Untuk menyanyikan sebuah lagu dari tape recorder pastilah tidak sukar. Anda tinggal mendengarnya berulang-ulang sambil dihayati, maka tak lama kemudian Anda akan bisa menyanyikan lagu itu. Tetapi di kitab Wahyu ini disebutkan tentang lagu atau nyanyian yang tidak bisa dipelajari. Jadi lagu mereka hanya bisa dinyanyikan oleh keempat makhluk dan tua-tua itu. Ini pasti lagu yang hebat!

Sebanyak 6 kali kitab Mazmur menyebutkan mengenai ‘nyanyian baru’. Apa yang dimaksud dengan nyanyian baru? Apakah lagu yang baru selesai diciptakan? Saya yakin bukan ini yang dimaksud. Tetapi lagu yang berasal dari konsep yang benar-benar baru. Misalnya seorang artis penyanyi yang baru bertobat lalu menyanyikan lagu rohani, maka apa yang dinyanyikan itu menjadi lagu yang baru. Meskipun mungkin dulunya artis ini pernah menyanyikan lagu tersebut, tetapi karena belum bertobat maka apa yang dinyanyikannya itu hanyalah di bibir saja. 

Dan seharusnya nyanyian baru yang dinyanyikan akan membawa berkat. Saya tertarik sekali dengan ayat ini, “Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan” (Mazmur 40:4). Apabila kita menyanyikan lagu baru dengan urapan Allah, maka lagu itu akan menarik banyak orang untuk bertobat. Jadi janganlah Anda meremehkan nyanyian dan pujian yang dinaikkan di setiap ibadah menjelang firman Tuhan. Banyak orang yang salah kaprah berdoa seperti ini, “Tuhan kami siap untuk mendengarkan bagian yang terpenting dari ibadah ini, yaitu firman Tuhan.” Apakah pujian itu tidak atau kurang penting? Apakah pujian itu nilainya di bawah khotbah? Camkan, kalau Anda memuji itu berarti Anda memberikan pengagungan kepada Allah, tetapi kalau Anda mendengarkan khotbah berarti Anda diberi. Keduanya sama-sama penting!

RenunganMarilah kita menyanyikan lagu baru setiap hari, supaya mereka yang mendengarnya mendapatkan berkat. Dan janganlah anggap remeh lagi bagian ibadah kita, yakni pujian!

Hanya manusia baru yang bisa menyanyikan nyanyian baru.

No comments:

Post a Comment