Ayat Bacaan : Kejadian 11:27-30; Yohanes 1:12 “Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran, dan Haran memperanakkan Lot. Ketika Terah, ayahnya, masih hidup, matilah Haran di negeri kelahirannya, di Ur-Kasdim. Abram dan Nahor kedua-duanya kawin; nama isteri Abram ialah Sarai, dan nama isteri Nahor ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska. Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak” (Kejadian 11:27- 30).
Keturunan atau silsilah dalam budaya Yahudi adalah hal yang sangat penting. Bahkan hingga hari ini bangsa Israel masih dengan tekun mencatat silsilah keluarga. Ayat di atas mencatat tentang silsilah keturunan Terah, ayah Abraham, kakek dari Ishak. Yang mana Terah memperanakkan Abram yang kemudian bernama Abraham, Nahor dan Haran. Keturunan Terah lewat Abraham nyaris terputus tatkala Sara istri Abraham mandul dan tidak mungkin punya anak. Tetapi karena campur tangan Tuhan, maka Tuhan sanggup membuka kandungannya. Dan pada usia senja ia melahirkan Ishak sebagai anak yang pernah dijanjikan Tuhan. Sebab tidak ada sesuatu yang mustahil bagi Tuhan.
Berbicara tentang keturunan, maka setiap keluarga dimanapun pasti memiliki kerinduan untuk memiliki keturunan. Dan biasanya sama seperti buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya demikian seorang anak yang dilahirkan tentu secara genetik tidak berbeda jauh dengan kedua orang tuanya atau kerabat yang terdekat. Baik raut wajahnya, warna kulitnya, model rambutnya sampai cara bicara dan berjalannya.
Demikian juga dengan kehidupan kerohanian orang Kristen, kita sering disebut sebagai bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah sendiri. Dan di dalam Yohanes 1: 12 diteguhkan setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat akan diberi kuasa menjadi anak-anak Allah. Mengapa demikian? Ketika percaya kepada-Nya kita mengalami pembaharuan dan kelahiran kembali, bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal (1 Petrus 1: 23).
Tuhan Yesus Kristus disela-sela khotbah-Nya pada waktu di atas bukit meneguhkan dan menghendaki: “.....haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Matius 5:48). Nats ini mengingatkan kita untuk hidup sama seperti Yesus Kristus. Dengan kata lain sebagai anak, maka kita harus serupa dan segambar dengan Tuhan Yesus Kristus.
Renungan: Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Korintus 3:18).
Orang percaya adalah keturunan ilahi.
No comments:
Post a Comment