Ayat Bacaan : Imamat 13:1-59; Roma 5:12
“Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya”
(Imamat 13:45-46).
Ada tiga jenis tanda seseorang terkena penyakit kusta:
- Ada bintik putih atau terang di kulit seperti panu.
- Suatu lapisan yang muncul di permukaan kulit.
- Kulit bersisik.
Bila tiga tanda ini ada pada kulit seseorang maka orang tersebut dinyatakan terkena penyakit kusta oleh seorang imam. Dan seseorang yang telah mendapat predikat sakit kusta dia bukan hanya menderita secara fisik saja tetapi secara mental dia juga sakit. Mengapa? Sebab mereka yang sakit kusta pasti kehilangan beberapa hak-haknya. Dia tidak bisa berpakaian seperti mereka yang waras tetapi harus mengenakan pakaian yang cabik-cabik. Rambutnya juga harus terurai. Mukanya harus ditutupi sambil berseru “Najis! Najis!” Dan dia tidak boleh berkumpul dengan mereka yang waras. Dia tersingkir dari masyarakat. Semuanya ini bertujuan untuk membedakan mana yang terkena kusta dan yang tidak. Tetapi bukankah ini juga menyiksa mentalnya? Bagaimana bila kita yang mengalaminya? Tentu tersiksa bukan?
Dosa adalah bentuk lepra rohani yang tidak kelihatan oleh manusia tetapi terlihat jelas oleh Allah. Dosa adalah penyakit rohani yang sangat menyiksa penderitanya. Bukan hanya secara batin tetapi juga berdampak pada jiwa dan lahiriah si penderita. Memang tidak ada orang yang tahu tetapi sebenarnya ada tanda-tanda jasmani yang bisa dilihat bila seseorang ada dalam dosa. Contohnya dia tidak memiliki rasa haus dan lapar akan Allah. Prilakunya tidak sepadan dengan firman Allah. Dan ketidaktenangan nampak pada raut wajahnya.
Dosa juga membuat manusia kehilangan hak-haknya sebagai ciptaan Allah. Dia tidak punya hak untuk masuk ke dalam surga. Dia kehilangan damai sejahtera, kasih, sukacita dan hidup kekal. Dosa juga memisahkan manusia dengan Allah sebagai sumber kehidupan.
Dosa bisa menular seperti halnya penyakit kusta. Dosa Adam dan Hawa contohnya menular ke anak cucunya. Dan tidak ada cara lain untuk menghentikan penularan ini selain menghentikan dosa itu sendiri. Caranya? Syukur pada Allah melalui Yesus Kristus dosa telah dilakahkan dan dihancurkan kuasanya di atas kayu salib. Dan melalui Yesus juga kehidupan manusia dipulihkan kembali. Hak-haknya sebagai anak-anak Allah diperoleh kembali.
Renungan:
Sebentar lagi kita akan memasuki tahun yang baru, apa prioritas utama Anda? Berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kekudusan? Tentu itu yang Tuhan mau. Mari kita mulai sekarang.
Kusta rohani lebih berbahaya dari kusta jasmani.
No comments:
Post a Comment