Saturday, January 21, 2017

Hari Pendamaian

Ayat Bacaan : Imamat 23:1-44; Roma 12:1
“Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu” 
(Imamat 23:32).

Dalam renungan kita hari ini, Imamat pasal 23 memberikan sebuah daftar “Hari Raya Tuhan”, yaitu hari-hari perayaan dan penyembahan yang kudus. Semua hari ini merupakan lambang dari penebusan dan penyerahan diri, yang menunjukkan bahwa seluruh Israel dan segala milik mereka adalah milik Allah. 

Mengapa perlu ada hari pendamaian? Yang pertama, timbul dari kenyataan bahwa dosa-dosa Israel (Imamat 16:30), apabila tidak didamaikan, akan menjadikan mereka sasaran murka Allah (Roma 1:18, 1 Tesalonika 2:16). Yang kedua, karena Allah ingin menyelamatkan orang Israel, mengampuni dosa mereka dan rukun kembali dengan mereka. 

Bagi diri kita sendiri, hari pendamaian harus menjadi hari perhentian penuh, ketika semua orang berpuasa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan, tanggapan ini menekankan pada kehebatan dosa dan kenyataan bahwa karya pendamaian Allah hanya efektif bagi orang yang memiliki hati yang bertobat dan iman yang tekun.

Hari pendamaian penuh dengan lambang yang menunjuk kepada karya Tuhan dan Juru Selamat Yesus Kristus dalam kehidupan kita, yang tidak dapat diukur dengan apapun juga, dimana kita membalasnya hanya dengan korban persembahan yang kudus dan penuh dengan ucapan syukur, seperti yang dikatakan “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1).

Jadi apabila konsep mengenai persembahan ini begitu ditekankan dalam Perjanjian Lama, maka dalam Perjanjian Baru ini kita harus memberikan persembahan kepada Allah. Yesus sudah mempersembahkan hidup-Nya untuk kita, maka adalah kewajiban kita untuk membalas kebaikan Allah. Apa yang terbaik dalam hidup Anda dapat Anda persembahkan kepada Allah. Ini termasuk hidup Anda.

Renungan: 
Sudahkah kita mempersembahkan hidup kita kepada Allah untuk alat kemuliaan-Nya, tanpa menuntut imbalan apapun juga? Jangan menjadi orang Kristen yang hanya menuntut dan menuntut kepada Allah. Anda masih bayi rohani kalau selalu menuntut kepada Allah. Sebaiknya persembahkan korban yang menyukakan hati Allah.

Hidup berdamai dengan Allah, maka damai sejahtera Allah melimpah dalam hidup kita.

No comments:

Post a Comment