Sunday, January 22, 2017

Standar Baru

Ayat Bacaan : Imamat 24:1-23; Matius 5:38-47
“Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya: patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya” 
(Imamat 24:19, 20).

Ketika kita sampai pada ayat ini, sepertinya kita melihat adanya kontradiksi dengan pernyataan Tuhan Yesus dalam Matius 5 ayat 38 sampai 47. Dalam Imamat ini penuh dengan hawa dendam, tetapi pernyataan Yesus sebaliknya. Ada hawa kasih di dalam pernyataan Tuhan. Bagaimana ini?

Kita harus memahami bahwa pengajaran dalam Imamat itu merupakan bagian dari hukum Taurat. Dalam Perjanjian Lama Allah mengajarkan Israel mengenai hukum-hukum-Nya. Tujuan hukum itu adalah mengajarkan kebenaran Allah dan menyatakan dosa-dosa manusia (Roma 7:7, 12). Di samping itu Perjanjian Lama merupakan suatu pembuktian akan gagalnya usaha manusia melakukan Taurat. Dan ingatlah bahwa dalam Perjanjian Lama, anugerah Allah tidaklah jelas dinyatakan. Jadi “patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi” merupakan pengajaran mengenai keadilan.

Tetapi ketika Yesus datang ke bumi Allah mulai mengajarkan mengenai prinsip kasih karunia, kasih ilahi, dan anugerah Allah. Pewahyuan Allah itu bersifat progresif. Dia mengajarkan keadilan pada masa lampau, namun dalam Perjanjian Baru Ia menyingkapkan standar yang lebih tinggi, yakni kasih. Yohanes berkata, “sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yohanes 1:17).

Pengajaran dalam Matius 5:38-47 adalah untuk pengikut Kristus. Mereka di luar Kristus jelas tidak memahami konsep ini. Bagaimana mungkin kita harus berbuat baik kepada mereka yang telah menyakiti kita? Anda tanyakan konsep ini kepada orang dunia, dan mereka pasti akan menganggap Anda orang aneh!

Saudara, kita mempunyai standar yang lebih tinggi dari dunia. Dan marilah kita belajar untuk hidup sesuai dengan standar dalam Perjanjian Baru. Kalau Anda masih menyimpan dendam itu tandanya Anda masih mencoba untuk hidup di dalam Perjanjian Lama. Janganlah mau kembali kepada standar lama. Di dalam Yesus kita hidup di bawah standar baru dan di dalam kasih karunia Allah. Roh Kudus akan memberikan kekuatan kepada Anda agar Anda hidup di bawah standar baru.

Renungan:
Mengikuti standar baru bukannya perkara yang mudah. Betapa seringnya hati kita disakiti dan hati ini maunya membalas dendam. Ingatlah kembali kepada pengorbananYesus, sebab melalui Dia Allah menetapkan standar baru.

Hanya standar baru yang membawa manusia pada hidup yang sentosa.

No comments:

Post a Comment