Ayat Bacaan : Bilangan 15:1-21, Roma 12:1
“Setiap orang Israel asli haruslah berbuat demikian, apabila ia mempersembahkan korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan”
(Bilangan 15:13)
Siapakah orang Israel asli? Ini menjadi pertanyaan bagi kita yang sering mendengar istilah ‘Israel Rohani’. Yang dimaksud dengan orang Israel asli adalah mereka yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Allah menjadi bangsa pilihan Allah yang mempunyai perjanjian dengan Allah mulai zaman nenek moyang mereka yaitu Abraham, Ishak, Yakub yang mana Allah menjanjikan tanah perjanjian yang penuh dengan anggur dan madu yaitu Kanaan.
Pada saat ini kita sebagai anak-anak Tuhan dapat dikatakan sebagai ‘Israel Rohani’ yang sama dengan Israel asli yang juga harus mempersembahkan korban curahan yang baunya menyenangkan bagi Allah, artinya kiasan di mana Allah digambarkan berkenan mencium bau asap korban-korban yang naik ke atas.
Peraturan-peraturan ini harus diterapkan kepada orang Israel asli termasuk kita Israel rohani. Ada 3 kata yang berbeda dipakai untuk menguraikan ketetapan-ketetapan yang sah yang mengatur Israel; yaitu hukum (tora, ayat 16) menunjukkan bahwa bahan korban diterima karena pernyataan secara langsung dari guru Ilahi; peraturan (mispat, ayat 16) menunjuk kepada sifat yang tetap tidak berubah; dan ketetapan (huqqa, ayat 15) adalah penerapan khusus dari kehendak Ilahi kepada pokok dan keadaan khusus.
Di zaman milenium seperti ini apakah kita dapat mengadakan korban api-apian atau korban curahan untuk menyenangkan hati Tuhan? Tentu saja kita tidak dapat melakukan apa yang dilakukan oleh bangsa Israel dengan mengadakan bakar-bakaran seperti waktu itu. Kita dapat dianggap sebagai dukun atau orang sakti yang sedang melakukan ritual penyembahan kepada setan atau roh jahat. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan dengan mempersembahkan korban api-apian yang berbau harum? Roma 12:1 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Nah, kita dapat mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang menyenangkan kepada Tuhan, seperti yang dituliskan oleh Paulus dalam I Korintus 6:19, yang sudah seharusnya dan sewajarnya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai alat kemuliaan Allah, dengan menjaga dan memelihara Roh Allah yang berdiam di dalam diri kita, tentu itu sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi Allah.
Renungan:
Sudahkah kita menjaga dan memelihara Roh Allah yang ada di dalam diri kita untuk menyenangkan hati-Nya ? Lalu apakah kita sudah mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang berkenan demi kemuliaan nama-Nya ?
Menyenangkan Tuhan, itulah tujuan utama hidup kita.
No comments:
Post a Comment