Ayat Bacaan : Bilangan 31:25-54;Yakobus 3:16
“TUHAN berfirman kepada Musa: "Hitunglah jumlah rampasan yang telah diangkut, yang berupa manusia dan hewan -- engkau ini dan imam Eleazar serta kepala-kepala puak umat itu. Lalu bagi dualah rampasan itu, kepada pasukan bersenjata yang telah keluar berperang, dan kepada segenap umat yang lain” .
(Bilangan 31:25-26).
Segala yang ada di alam semesta ini Tuhan yang menciptakannya, langit bumi benda-benda penerang, tumbuhan dan hewan, gugusan bintang, gunung-gunung, danau yang indah, laut dan samudera yang demikian luasnya, Tuhan yang menjadikannya. Jika hasil ciptaan-Nya itu luar biasa, betapa luar biasanya Allah yang menciptakan kita. Dan sesungguhnya semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, dan Ia berhak atas ciptaan-Nya, Ia berhak atas alam semesta dan seisinya, termasuk manusia.
Karenanya adalah hak Allah memberikan bumi dan seisinya kepada umat-Nya untuk dikelola. Tetapi kenyataannya manusia itu serakah, akibat dosa manusia mulai berubah menjadi brutal. Alam yang indah menjadi rusak, buktinya ada pengrusakan laut, gunung dan hutan di sana-sini sampai akhirnya muncul bencana alam. Apa yang seharusnya tidak diambil dengan serakahnya diambil, berikutnya apa yang bukan menjadi miliknya direbut, yang menjadi milik orang lain di rampok. Manusia mulai berebutan hasil bumi dan seisinya, apabila tidak mendapatkannya maka melakukan perampasan dan perampokan, karena itu jangan kaget kalau di metropolitan marak dengan penjambretan barang-barang berharga. Muncul penjarahan toko-toko, penjarahan kantor dan gudang beras.
Di dalam nats diatas barang “jarahan” atau rampasan dalam ayat itu pengertiannya bukan seperti orang yang merampok atau merampas milik orang lain. Orang-orang Midian yang diperangi Musa adalah orang-orang yang layak menerima penghukuman Tuhan. Sebab bangsa ini mempengaruhi bangsa Israel untuk berubah setia. Dimata Tuhan apa yang ada pada bangsa Midian adalah milik-Nya, dan Ia hendak menyerahkan kepada umat-Nya ini adalah hak penuh Tuhan.
Musa pun saat itu tidak bertindak gegabah dan sembarangan, ia menunggu sinyal dari Allah, ini pun sifatnya kontekstual berlaku pada masa Perjanjian Lama. Kata “jarahan” dalam ayat ini bukan memiliki pengertian perampokan atau perampasan tetapi Allah sedang mengambil kembali milik kepunyaan-Nya dan diperuntukan bagi umat-Nya.
Tetapi ada beberapa prajurit yang mengambil untuk dirinya sendiri sebelum dibagi, ini penyimpangan sebab ada indikasi untuk mementingkan diri sendiri (ayat 53). Namun supaya tidak terjadi kekacauan Tuhan memerintahkan Musa untuk membagi barang jarahan menurut aturan yang ditetapkan Tuhan. Masing-masing mendapatkan bagiannya, termasuk Allah sendiri juga ada bagiannya. Demikian juga saat ini Allah sudah adil memberikan berkatnya kepada kita masing-masing, jangan ada yang iri hati, Tuhan sudah membagi dengan rata.
Renungan:
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (Yakobus 3:16).
Tuhan kita Mahaadil, Ia memberikan kepada kita apa yang menjadi bagian kita, ambilah!
No comments:
Post a Comment