Ayat Bacaan : 2 Tawarikh 11:5-23; Kisah 15:25
“Dari segenap suku Israel orang datang ke Yerusalem mengikuti orang-orang Lewi itu, yakni orang yang telah membulatkan hatinya untuk mencari TUHAN Allah Israel; dan mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka....”
(2 Tawarikh 11:16, 17).
Mengapa kondisi bangsa Indonesia hingga saat ini sedikit tertatih-tatih dalam pemulihan keamanan dan ekonomi? Salah satu faktor penyebab adalah kurangnya rasa persatuan dan kesatuan didalam diri bangsa Indonesia. Barangkali hal ini merupakan dampak dari politik Belanda “devide et impera” yaitu pecah belah dan jajahan. Memang saat sumpah pemuda 28 Oktober 1928, seluruh pemuda dari Sabang sampai Merauke bertekad bulat untuk menjadi satu, sehingga muncul kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu. Namun nampaknya kebulatan hati ini tidak bertahan kuat, penyebabnya barangkali semangat nasionalisme mulai luntur, semangat kelompok mulai menonjol, di sisi lain muncul ketidakpercayaan rakyat kepada kinerja pemerintah. Dan hal yang fatal adalah kurang adanya kebulatan hati untuk bersama-sama menyelesaikan masalah demi kepentingan bangsa dan negara.
Kebulatan hati adalah faktor penting untuk memutuskan sesuatu, mari kita perhatikan contoh dalam Kisah Para Rasul 15:25 : “Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi.....” Dapat disimpulkan di sini Para Rasul dalam memutuskan sesuatu dalam kaitannya dengan pelayanan selalu mendahulukan kebersamaan.
Jika kata “bulat hati” kita kaitkan dengan ibadah, maka di dalam ibadah pun dibutuhkan kebulatan hati, yaitu kebersamaan, kesatuan hati untuk bersama-sama membangun gereja Tuhan. Sehingga dalam suatu nasihatnya kepada jemaat di korintus, Rasul Paulus berkata: “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir (1 Korintus 1:10).”
Jika satu keluarga bulat hati mencari Tuhan, maka mujizat akan terjadi, berkat-berkat Tuhan akan tercurah, janji-Nya akan tergenapi, namun sebaliknya jika dalam satu keluarga terjadi perpecahan, suami istri dalam kerenggangan, anak-anak dalam percekcokan, maka berkat pun akan tersumbat dan damai sejahtera akan terhalang.
Renungan:
Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu (2 Korintus 13:11)!
Pemulihan besar akan terjadi saat umat-Nya bulatkan hati bersama-sama mencari wajah Tuhan setiap Hari.
No comments:
Post a Comment