Ayat Bacaan : 2 Tawarikh 21:2-20; Titus 2:14
“Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN”
(2 Tawarikh 21:6).
Dalam kosa kata Indonesia kita tidak menemukan kata “juahat,” namun dalam pemakaian sehari-hari tidak jarang kata ini diteriakkan. Sebenarnya kata ini sama artinya dengan “jahat” tetapi yang membedakannya adalah intensitasnya. Bisa dikatakan bahwa “juahat” itu lebih jahat daripada “jahat.” Dan tepatlah bila kata “juahat” ini kita tujukan kepada bangsa Israel yang telah melukai hati Allah dengan perbuatan-perbuatannya yang “juahat.”
Firman Tuhan sudah memperingatkan, “Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku busuk dengan membuat patung yang menyerupai apapun juga, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya, maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera dari negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya; tidak akan lanjut umurmu di sana, tetapi pastilah kamu punah” (Ulangan 4:25, 26).
Saudara, Allah tidak mau dinomorduakan dalam kehidupan kita. Dia mau menjadi yang utama. Dia akan membalaskan kesalahan kita sampai kepada keturunan ketiga jika tidak cepat-cepat bertobat dan mohon pengampunan kepada Tuhan. Hal ini juga merupakan suatu kejahatan yang kita lakukan mata Tuhan dan murka Tuhan akan turun atas kita dan keluarga anak-cucu atau cicit kita.
Kalau kita berlaku setia kepada Allah, maka kita akan melihat kasih karunia Allah akan dilimpahkan kepada kita dan anak cucu kita. Mungkin kita adalah seorang yang mengawali generasi yang baik, dalam arti kata tidak ada satupun yang baik dalam silsilah nenek moyang kita, sebab semuanya telah melakukan kekejian. Ya, kita dapat menjadi seorang pionir untuk memulai sesuatu yang baik.
Sejarah raja-raja bangsa Israel menjadi pengalaman yang menarik. Kita dapat mengambil hikmah dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh raja-raja Israel dan Yehuda.
Renungan:
Karena Yesus kita dapat menjadi umat yang dapat menunjukkan kebaikan bagi semua orang. Karena Yesus kita telah diubahkan menjadi manusia yang lain dari yang lain.
Jangan menjadi umat yang “juahat”, tetapi jadilah umat yang rajin berbuat “buaik”!
No comments:
Post a Comment