Ayat Bacaan : 2 Tawarikh 3:1-17; 1 Petrus 2:5
“Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu…”.
(2 Tawarikh 3:1-3).
Nats di atas adalah nats yang ingin menunjukkan kepada kita betapa pentingnya mendirikan rumah Allah. Mengapa demikian? Sebab keberadaan rumah Allah atau bait Allah itu menjadi suatu pertanda bahwa kita sangat membutuhkan kehadiran Allah di tengah-tengah kita. Jika dalam zaman Salomo bait Allah dalam bentuk bangunan fisik yang diutamakan, maka pada masa Perjanjian Baru justru tubuh kita inilah yang menjadi pusat perhatian Tuhan. Karena itu dalam 1 Korintus 3:16 dikatakan: “tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Allah dan Roh Allah tinggal di dalamnya. Allah tidak tinggal dalam rumah buatan tangan manusia tetapi Ia tinggal di dalam rumah buatan tangan-Nya sendiri.”
Ada sesuatu yang dapat kita gali di dalam hidup kekristenan, yaitu bahwa sesungguhnya di dalam kekristenan tidak ada istilah “pengangguran,’ dengan kata lain semua orang Kristen harus bekerja. Mengapa? Sebab Allah sudah menentukan kita, sebagai batu-batu yang hidup bagi suatu pembangunan rumah rohani.
Barangkali saat ini kita mungkin tidak bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu atau sedang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Tetapi ingat kita bukan “pengangguran,” ada sesuatu yang harus kita kerjakan untuk membangun pembangunan rumah rohani, dan bergiat dalam pekerjaan Tuhan. Sebab jika kita melakukan hal ini kita sama dengan orang yang mencari kerajaan Allah, dan jika itu kita kerjakan maka semua kebutuhan kita akan ditambahkan (Matius 6:33).
Hidup kekristenan adalah hidup untuk mendirikan dan memelihara rumah Allah, inilah saatnya kita membangun. Bagaimana kita membangun? Latihlah dirimu beribadah, rajin berdoa, rajin ikut ibadah, naikan syukur, puji dan sembah Dia yang mahakudus. Lakukan firman-Nya dan pegang teguh janji-Nya, sebab di dalam Dia selalu ada pengharapan yang pasti.
Salomo saat mendirikan rumah Allah, ia membangun sesuai dengan ukuran yang ditetapkan oleh Tuhan. Demikian halnya saat kita membangun rumah Allah di dalam tubuh ini, kita harus melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepada kita.
Renungan:
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah
(1 Petrus 2:5).
Sebagai bait-Nya biarlah kita senantiasa menjaga hati dengan segala kewaspadaan, supaya kita menjadi berkat bagi orang di sekeliling kita
No comments:
Post a Comment