Ayat Bacaan : 2 Tawarikh 27; Yohanes 15:1-4
“Yotam menjadi kuat, karena ia mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya”
(2 Tawarikh 27:6).
Beranikah kita berkata bahwa kita adalah manusia yang kuat? Saat di mana kita kuat, mungkin kita berani berkata kita kuat, tetapi ada saatnya di mana kita tidak mengerti mengapa kadang kita menjadi begitu lemah.
Yotam adalah contoh raja yang cukup baik, meskipun ia belum mampu menghalangi rakyatnya “melakukan hal yang merusak” (ayat 2). Apakah Yotam kurang tegas menerapkan peraturan sehingga ia tidak mampu mengendalikan rakyatnya? Terlepas dari persoalan ini nilai plus yang dapat kita ambil dari kehidupannya adalah saat dia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan dan Alkitab berkata dia menjadi kuat.
Inilah kunci kekuatan yang dapat kita pelajari dari kehidupan Yotam.
Dunia memang mengajak kita untuk bersibuk ria dari pagi sampai malam. Kita juga merasa bahwa waktu 24 jam dalam sehari yang diberikan Tuhan kepada kita sepertinya tidak cukup. Dan celakanya kesibuakan itu dapat membunuh waktu kita bersama Allah. Saya yakin bahwa iblis senang kita sibuk supaya mata kita tidak diarahkan kepada-Nya.
Paulus berkata, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” (Efesus 6:10). Paulus meneguhkan lagi apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita yakni supaya kita kuat di dalam Dia.
Yesus pernah memberikan pengertian tentang pokok anggur dan rantingnya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya….. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” (Yohanes 15:1, 4).
Jelas sekali di sini bahwa kuncinya ada pada persekutuan antara pokok anggur dengan rantingnya. Kalau kita merasa mendapatkan kekuatan di luar Yesus itu omong kosong terbesar yang pernah kudengar.
Renungan:
Kalau kita merasa lemah dan tidak berdaya cobalah kita cek lagi apakah kita sudah mengarahkan hidup kita kepada Allah? Apakah kita masih melekat pada pokok anggur?
Kesibukan dapat mengganggu hubungan kita dengan Allah.
No comments:
Post a Comment