Saturday, November 29, 2014

Ketajaman Roh


Ayat bacaan : 1 Korintus 5:1-13; Amsal 1:7

“Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku -- sama seperti aku hadir -- telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang
semacam itu” (1 Korintus 5:3).

Sesuatu yang tajam perlu diasah. Untuk membuat sebuah pisau menjadi tajam harus diasah. Untuk menjadi pemain bola yang hebat, skill-nya harus diasah. Untuk menjadi petinju terbaik, pukulannya harus diasah. Untuk memiliki pemikiran yang brilian, otaknya harus diasah. Dan untuk menjadi analisis yang hebat, penalarannya harus diasah. Demikian juga untuk menjadi manusia rohani yang tangguh, roh kita perlu diasah.

Kalau kita perhatikan Paulus, ia memiliki ketajaman roh yang luar biasa. Hampir empat puluh persen dari Perjanjian Baru ditulis oleh rasul Paulus. Mulai dari kitab Roma, 1 dan 2 Korintus, surat kepada jemaat di Galatia, surat kepada jemaat di Efesus, surat kepada jemaat di Filipi, surat kepada jemaat di Kolose, surat pertama dan kedua kepada jemaat di Tesalonika, surat kepada Timotius, Titus dan Filemon. Bahkan melihat gaya bahasanya, sebagian besar para teolog setuju bahwa  penulis surat Ibrani adalah Paulus.

 Persoalan jemaat yang dilayani Paulus bermacam-macam dan membutuhkan jawaban yang terperinci. Belum lagi jawaban yang harus diberikan kepada perorangan seperti Timotius, Titus, dan Filemon. Jadi persoalan yang dihadapi Paulus sangat kompleks. Mulai dari persoalan negara, gereja, rumah tangga maupun pribadi. Salah satu persoalan pelik yang harus dijawab Paulus pada bacaan hari adalah bagaimana jalan keluar yang harus diambil terhadap sebuah keluarga yang mengaku orang percaya, tetapi anak tirinya berselingkuh dengan ibu tirinya. Paulus berkata, “Orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan (1 Korintus  5:5). Jawaban yang diberikan luar biasa. Paulus tidak berkompromi dengan dosa, tetapi juga tidak sekedar menghakimi. Untuk mendapatkan jawaban seperti ini tidak cukup hanya memiliki penalaran yang hebat dan analisa yang kuat, tetapi juga membutuhkan ketajaman roh yang luar biasa.

Bukankah ketajaman roh seperti ini dibutuhkan setiap orang percaya? Baik pelayan Tuhan maupun jemaat biasa? Agar kita tidak kompromi dengan dosa, tetapi juga tidak hanya sekedar menghakimi? Kita harus memiliki ketajaman roh seperti yang dimiliki Paulus. 

Bagaimana caranya agar kita memiliki roh yang tajam? Pertama, kita harus takut akan Tuhan. Kitab amsal berkata Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7). Kedua, kita harus melatih tubuh dan menguasai seluruhnya agar roh kita yang dominan, seperti Paulus berkata "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1 Korintus 9:27).


Renungan: 
Roh yang tajam harus dimiliki orang percaya, sebab inilah ciri orang yang dewasa di dalam Tuhan. 
Pertajam roh Anda, bukannya daging Anda.

No comments:

Post a Comment