Monday, February 16, 2015

Kebanggan Sebagai Anak Allah


Ayat bacaan : Galatia 3:19-26; Hosea 11:1

“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus” 
(Galatia 3:26).

Saya membaca di sebuah harian, seorang pembaca menulis demikian, “Adakah di antara Ibu Bapak yang berniat mengadopsi anak? Saya akan mengadopsikan anak saya yang baru lahir. Anak saya anak laki-laki anak ketiga, saya ingin mencari orang yang mau mengadopsinya. Waktu saya masih hamil, suami saya merantau ke Malaysia. Sampai anaknya lahir nggak ada kabarnya. Saya sangat bingung saat ini. Soalnya anak saya masih dua orang lagi.

Keduanya butuh biaya sekolah, sedangkan saya tak punya apa-apa lagi……. Oleh karena itu, saya ingin mencari orang yang mau mengadopsi anak saya ini.” Berbagai perasaan berkecamuk di dalam diri saya, antara kasihan dan gregetan. Tetapi saya memahami posisi ibu di atas yang daripada tidak mampu menghidupi anaknya, lebih parah lagi menelantarkannya, lebih baik menyerahkannya kepada orang yang mampu merawatnya. Cerita tentang adopsi bukanlah cerita asing di Alkitab. Dikatakan bahwa setiap orang percaya yang dilahirkan kembali diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12, 13). Di bagian lain dipakai istilah adopsi dalam arti teologis. Adopsi di sini bukanlah berarti bahwa anak yang diadopsi akan menerima segala sesuatu yang berkelas dua. Tidak! Allah mengakui kita sebagai anak yang berhak atas hak yang sama, bahkan sama dengan Yesus. Alkitab mengatakan bahwa kita didudukkan bersama-sama dengan Yesus (Efesus 2:6).

Sebelum menjadi anak Allah, kita adalah anak liar yang tidak berhak atas warisan Allah. Kita orang luar dan bukan termasuk anggota Kerajaan Allah. Kita ibarat gelandangan yang setiap hari mengai-ais sampah dan tidak tahu arah tujuan hidup. Tetapi kasih karunia Allah melimpah dalam hidup kita. Seorang raja yang datang dari negeri surga tiba-tiba memungut kita dan mengadopsi kita sebagai anak-Nya. Inilah yang saya katakan dengan kasih karunia Allah. Saudara, marilah kita menghargai posisi kita sebagai anak Allah. Tuhan telah memberikan janji-janji dan warisan-Nya kepada kita. Tuhan mau kita hidup sebagaimana posisi kita sebagai anak-anak Allah. Jangan melakukan hal-hal yang dapat membuat malu nama Bapa kita di surga.

Renungan: 
Kita patut bangga menjadi anak-anak Allah. Kalau Anda belum memiliki kemegahan ini, mintalah Tuhan membuka mata hati Anda supaya Anda melihat Allah dalam dimensi yang baru.

Kita bangga mempunyai Bapa seperti Allah kita, tetapi apakah Dia bangga memiliki anak seperti kita?

No comments:

Post a Comment