Monday, March 30, 2015

Dewa Penolong


Ayat bacaan : Efesus 4:25-28; Zakharia 8:16

“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota” (Efesus 4:25).

Perlukah kita berbohong? Tergantung situasi dan kondisi. Inilah yang saya yakini sebagai jawaban Anda. Sejak kecil kita terbiasa berbohong. Karena takut dimarahi orang tua, vas bunga yang kita jatuhkan itu tidak kita akui. Si manis yang kebetulan melintas sambil mengeong di ruang tengah kita jadikan kambing hitam dan akhirnya menjadi pelampiasan amarah mama. Dengan berbohong kita mencoba berkelit dari situasi yang tidak menguntungkan.

Dan …..manjur! Berkali-kali kita “ditolong” oleh kebohongan kita. Tapi ada kisah nyata yang mengajarkan kita bahwa kebohongan yang kita harapkan sebagai dewa penolong ternyata dapat membunuh kita. Inilah kisahnya: Kim Duk-Soo dipergoki tentara-tentara Korea Utara di tempat persembunyiannya pada tanggal 20 November 1950. Ia dan ayahnya, seorang pendeta Presbyterian selama 42 tahun dibawa ke penjara dan disampaikan berita bahwa keesokan harinya mereka akan dieksekusi. Malam itu seorang tentara berpangkat kapten mendekati Kim dan bertanya, “Kau orang Kristen?” Inilah saat yang tepat bagi Kim untuk memohon kepada “dewa penolong” yaitu kebohongan. Lima huruf: TIDAK….. akan dapat menyelamatkan nyawanya.

Tapi Kim mengambil keputusan, apapun konsekuensinya ia tidak akan berbohong dan tidak akan mengingkari imannya. “Aku orang Kristen!” Kata Kim dengan tegas. Di luar dugaannya, kapten itu berkata sambil berbisik, “Aku juga orang Kristen. Aku dahulu guru sekolah Minggu sebelum pecah perang. Kau harus meloloskan diri nanti malam. Aku akan membantumu.” Malam itu dengan bantuan sang kapten Kim berhasil meloloskan diri, meskipun dengan terpaksa sekali ia harus meninggalkan ayahnya yang dipenjarakan terpisah dengan penjagaan sangat ketat. Kalau ia berbohong apa yang akan terjadi?

Renungan: 
Marilah kita belajar untuk berkata benar sebagai “dewa penolong” kita. Kalau hidup Anda benar dan tulus perlukah kita mengharapkan kebohongan sebagai “dewa penolong” kita? Ingat, Alkitab tidak pernah mengajarkan kebohongan, apapun alasannya.

Berbohong adalah mata kuliah kerajaan kegelapan.

No comments:

Post a Comment