Ayat bacaan : Filipi 2:19-24; Ayub 1:8
“Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya”
(Filipi 2:22).
Kita menghadapi ujian di mana-mana. Mau masuk SMU, diuji dahulu. Mau masuk perguruan tinggi diuji terlebih dahulu. Mau masuk kerja juga direpotkan dengan berbagai tes: psikologi, kesehatan, IQ, dsb. Mengapa ya kok tidak langsung diterima saja jadi karyawan? Seorang manajer yang bijak tidak akan gegabah menerima karyawan tanpa mengetahui kualifikasi dari calon karyawan tersebut (kecuali calon karyawannya itu keponakannya sendiri).
Ia harus tahu dengan pasti kemampuan dan kecakapan orang itu. Di sinilah ujian atau tes diperlukan. Timotius adalah seorang pemuda yang diakui kesetiaannya oleh Paulus. Bahkan dengan berani Paulus berkata bahwa kesetiaannya telah teruji. Menurut konteks bahasa aslinya yang diuji tidak hanya menyangkut kesetiaan, tetapi keseluruhan aspek kehidupan kita. Kata “diuji” dalam konteks ayat di atas memiliki akar kata sama dengan “dicobai” pada 2 Korintus 8:2, “Selagi DICOBAI dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.” Orang Kristen seharusnya melewati berbagai penderitaan sebagai cara Allah menguji umat-Nya. Contoh yang mudah kita temui adalah Ayub. Meskipun kita tahu bahwa bukan Allah yang menyebabkan penderitaan itu (melainkan iblis), tetapi Allah mengizinkan Setan untuk mencobai dia. Kalau Anda memperhatikan dialog yang terjadi antara Setan dengan Allah sebelum ujian berat menimpa Ayub, maka Anda akan membaca kebanggaan Allah akan kesalehan Ayub tersebut (Ayb. 1:8). Si Setan menjadi dengki lalu ia mencari gara-gara dengan meminta Allah supaya mengizinkan dia mencobai Ayub.
Di dalam kedaulatan-Nya, Allah mengizinkan Setan melakukannya. Saudara, kalau Allah bangga dengan kesetiaan Anda dan tiba-tiba Anda ditimpa masalah besar, jangan takut dan kecil hati, sebab sesungguhnya Allah izinkan itu terjadi supaya kebanggaan Allah itu bukannya tanpa alasan. Anda juga harus buktikan kepada dunia bahwa apapun yang terjadi kesetiaan Anda tidak akan pernah luntur.
Renungan:
Kalau Anda sedang ditimpa masalah besar, jangan takut sebab Allah bersama dengan Anda. Jangan mendengarkan tipuan Setan. Jangan mencari nasihat orang fasik, melainkan berlarilah kepada Tuhan sebab Dialah menara yang kuat (Mazmur 61:4).
Penderitaan adalah ujian; dan ujian adalah syarat sebelum masuk ke dalam kemuliaan.
No comments:
Post a Comment