Ayat bacaan : 1 Tesalonika 1:8-10; Yesaya 60:1
”Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu”
(1 Tesalonika 1:8)
Jarak dan tempat tidak lagi menjadi hambatan di era komunikasi super canggih seperti sekarang ini. Bagi mereka yang ingin mendapatkan berita-berita terkini tidaklah sukar, tinggal konek ke internet dapatlah sudah berita yang mereka inginkan atau tekan tombol on televisi kita, maka akan diketahui apa yang sedang terjadi di belahan bumi yang lain. Media massa telah dipakai untuk menyuarakan apa saja. Tetapi bukankah manusia juga bisa menjadi media untuk menyampaikan suatu pesan? Tentu.
Tetapi bagaimana dengan media di era rasul Paulus hidup pada waktu itu. Pasti tidak ada pesawat radio atau televisi dan alat-alat elektronika lainnya. Namun pesan dan berita bisa tersiar ke mana saja. Pada zaman rasul Paulus yang diandalkan bukan modern atau tidaknya media yang dipakai tetapi yang ditekankan adalah kekuatan beritanya. Saking kuatnya iman jemaat Tesalonika kepada Allah tidak heran bila berita iman mereka didengar oleh jemaat Makedonia dan Akhaya. Hal itu bukan karena promosi suatu media masa tetapi dengan sendirinya bila berita itu sangat kuat maka berita itu akan berjalan ke telinga mereka yang mendengarnya sekalipun jaraknya jauh.
Sudah banyak para martir Kristen di Cina berguguran demi mempertahankan iman mereka kepada Tuhan Yesus. Bagaimana mereka disiksa dan dianiaya namun mereka tetap tidak menjual Yesus hanya gara-gara nyawanya ingin bebas. Mereka setia sampai mati. Dan berita-berita kesaksian iman mereka sangat kuat sehingga kita yang berada jauh sekalipun [di Indonesia] bisa mendengarnya sekalipun radio dan televisi tidak menyiarkannya. Bahkan saat kita mendengarnya kita merasa iman kita dikuatkan. Memang media bisa menjadi alat untuk menyampaikannya kepada kita namun iman mereka bersuara sangat kuat mengalahkan tantangan dan pencobaan. Suara iman mereka menjebol batas-batas wilayah
Kita tidak perlu memanggil seorang wartawan untuk mencatat bagaimana iman kita hidup. Kita tidak perlu mempromosikannya, yang kita perlukan adalah membiarkan iman kita bersuara dengan sendirinya. Semakin kuat suara iman kita maka dengan sendirinya orang lain akan mendengarnya.
Oleh sebab itu jangan biarkan iman kita padam karena tantangan atau pencobaan menimpa kita justru itulah saat yang tepat bagi suara iman kita untuk bersuara lebih keras. Suara iman kita mampu merobohkan tembok-tembok keraguan, ketakutan dan benteng-benteng musuh. Oleh sebab itu suarakan selalu iman kita baik dalam perkataan maupun dalam tindakan tubuh.
Renungan:
Bagaimana dengan iman Anda? Apakah iman Anda bersuara dan didengar paling tidak oleh lingkungan Anda, Gereja Anda atau kota Anda? Atau kalau perlu bangsa-bangsa? Kalau belum mari hidup di dalam iman.
Kekuatan suara tergantung dari siapa yang memperkatakannya.
No comments:
Post a Comment