Ayat Bacaan : Kejadian 41:1-36; Yakobus 5:7 “Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun” (Kejadian 41:14).
Selama masa dua tahun dalam penjara Yusuf harus bersabar untuk menantikan janji Allah dinyatakan dalam hidupnya. Dua tahun bukanlah masa yang pendek, apalagi penantian dilakukan di dalam penjara. Tetapi selama dua tahun proses itu penantian Yusuf tidaklah sia-sia. Ia melihat tangan Allah mulai bekerja ketika Firaun memberikan kesempatan kepadanya untuk mengartikan mimpinya.
Saya suka dengan jawaban-jawaban Yusuf ketika Firaun bertanya kepadanya. Yusuf beberapa kali mengakui bahwa Allah saja yang memberikan kemampuan dan hikmat kepadanya (perhatikan ayat 16, 25 28, 32, dan 38). Di hadapan raja yang tidak mengenal Allah yang benar, Yusuf tidak segan menyanjung nama Allahnya. Seharusnya kita juga berbuat seperti Yusuf.
Kehidupan Yusuf tidak ada cacat cela yang tercatat. Dia merupakan pribadi yang tenang sekaligus kokoh dalam memegang prinsip. Nilai plus lagi yang diberikan kepadanya adalah kesabarannya menantikan janji Allah. Penantian dua tahun dalam penjara ditambah masa getir ketika ia harus menerima kenyataan bahwa saudara-saudaranya membencinya tentunya akan membuat banyak orang putus asa dan melarikan diri dari kenyataan. Tetapi tidak demikian halnya dengan Yusuf. Dia menantikan dengan sabar sampai mimpi yang Allah berikan itu menjadi kenyataan.
Setiap orang benar ditentukan untuk mempunyai masa depan yang cerah. Kata “cerah” ini banyak disalahtafsirkan. Mereka menganggap itu berkaitan dengan harta, kekayaan, dan kemewahan. Padahal bukan itu yang terutama. Kalau Anda membaca kisah Yusuf, memang Allah menempatkan dia sebagai salah satu penguasa kerajaan Mesir. Dan kekayaan memang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan Yusuf. Pejabat pasti kaya. Anda setuju bukan? Tetapi penempatan Yusuf pada posisi strategis dalam kerajaan Mesir bukanlah semata-mata supaya Yusuf ditimang dengan kekayaan. Ada hal yang jauh lebih penting daripada itu. Anda tahu? Kalau Anda membaca terus kisah ini, akhirnya Anda akan membaca cerita bagaimana Yusuf melindungi keluarganya dari bencana kelaparan dan sekaligus membawa mereka ke tanah Mesir supaya mereka bertambah banyak dan tergenapilah firman Tuhan melalui Abraham.
Renungan: Ada harga yang harus kita bayar untuk melihat janji Allah dinyatakan dalam hidup kita. Allah memang suka menguji anak-anaknya. Dia memang sengaja membawa kita masuk ke dalam sumur, dibuang oleh keluarga, dijual kepada saudagar, lalu dipenjara (seperti Yusuf), supaya proses itu akan membawa kita kepada penggenapan janji Allah. Jadi bersabarlah dan nantikanlah janji Allah dengan tekun.
Ada hadiah yang besar bagi mereka yang menantikan dengan sabar.
No comments:
Post a Comment