Thursday, December 22, 2016

Cara Allah


Ayat Bacaan : Imamat 1:1-17; Ibrani 9:13, 14
“Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, 
yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba” 
(Imamat 1:2).

Satu kata bahasa Ibrani: korban, yang diterjemahkan dengan ‘persembahan’ (atau kadang sama dalam bahasa Indonesia yakni ‘korban’) secara umum berbicara mengenai fakta bahwa menemui Allah dapat dilakukan dengan mempersembahkan sesuatu atau  melakukan korban. Kata ini dijumpai sebanyak 70 kali dalam Perjanjian Lama, dan dalam Perjanjian Baru, kata Yunaninya adalah ‘prosphero’, terdapat di kitab Ibrani sebanyak 19 kali. Dan dalam Ibrani 9:14 dikatakan, “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup” (Ibrani 9:14).

Saya yakin bahwa korban dalam ritual Perjanjian Lama berbicara mengenai rencana Allah melalui Kristus. Dulu imam harus melakukan korban untuk mengadakan penyucian bagi orang Israel. Tetapi kini korban itu telah disempurnakan oleh Yesus. Setelah itu tidak perlu ada lagi korban yang harus dinaikkan. Yesus cukup sekali saja menjadi korban dan setelah itu keselamatan menjadi milik mereka yang percaya.

Tanpa korban tidak ada keselamatan ! Prinsip ini jelas. Dan kalau ada yang bertanya mengapa harus ada korban supaya manusia dapat diselamatkan ? Tidak adakah cara lain yang “lebih masuk akal”? Atau bisakah melalui amal dan perbuatan baik ? Kalau semuanya itu bisa, maka Yesus tidak perlu turun ke bumi dan menjadi korban. Lagipula ini adalah cara Allah. 

Sampai sekarang sebenarnya banyak orang meniru cara seperti ini. Bahkan iblis berada dibalik berbagai ritual keagamaan atau keyakinan yang menyertakan adanya korban binatang atau korban lainnya dalam upacara mereka. Si penipu itu tidak henti-hentinya berusaha membuat tiruan-tiruan. Tetapi Allah sudah menetapkan bahwa Yesus adalah korban yang sejati. Dia menjadi pokok keselamatan bagi mereka yang percaya. Tidak ada lagi korban yang lebih sempurna dari apa yang telah dilakukan oleh Yesus.

Renungan:
Kita bersyukur mempunyai Yesus sebagai Tuhan kita. Ia tidak segan-segan menyerahkan diri-Nya untuk Anda dan saya. Sebagai Tuhan yang benar Ia telah menunjukkan pengorbanan-Nya. Maaf kalau saya berkata “kualitas” Tuhan Yesus tidak ada yang menandingi.

Korban membawa keselamatan, tetapi korban Kristus membawa keselamatan kekal.

No comments:

Post a Comment