Imamat 2:1-16; Matius 5:13
“Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam”
(Imamat 2:13).
Garam harus dibubuhkan pada korban sajian. Untuk apa garam harus ditambahkan?
Sebelumnya Anda harus tahu bahwa Allah menyukai persembahan yang berbau harum. Misalnya dalam persembahan yang dilakukan oleh Nuh (Kejadian 8:20, 21), disebutkan di situ persembahan itu berbau harum. Begitu juga dengan Keluaran 29:18 dan Yehezkiel 20:41. Dan dalam pembacaan ayat hari ini garam ditambahkan kepada korban itu. Saya yakin bahwa garam akan menambah keharuman suatu korban. Dan ini menyenangkan hati Tuhan.
Dalam Perjanjian Baru kita mengenal adanya persembahan atau korban. Saya tidak menunjuk pada Tuhan Yesus, tetapi kepada Anda dan saya, sebab Alkitab berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:1, 2).
Sebagaimana prinsip membubuhkan garam pada korban persembahan dalam Perjanjian Lama, maka hidup kita juga harus dibubuhi garam. Apa kata Tuhan Yesus, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Matius 5:13). Garam menjadi berguna jika ia berada pada keadaan aslinya yaitu asin. Kalau menjadi tawar, buat apa lagi garam itu disimpan? Tidak ada gunanya. Dibuang saja ke tempat sampah.
Saudara, hidup yang berkenan kepada Tuhan adalah hidup yang dibubuhi garam. Ini berarti hidup yang membawa dampak dan sukacita kepada dunia ini. Itu artinya juga kita harus menjadi berkat bagi orang lain. Segala apa yang kita lakukan hendaklah menjadi berkat. Tetapi itu saja belum cukup. Anda harus menaruh hidup Anda yang telah dibubuhi garam tersebut, dan menaruhnya di atas mezbah. Berarti menyerahkan hidup sepenuhnya kepada kehendak Allah.
Renungan:
Berkata bahwa Anda adalah orang Kristen memang mudah, tetapi apakah hidup Anda sudah dibubuhi garam dan ditaruh di atas mezbah?
Hidup yang berkenan kepada Allah adalah hidup yang ditaruh di atas mezbah setelah dibubuhi garam.
No comments:
Post a Comment