Wednesday, December 14, 2016

Hidup Dalam Penyembahan

Ayat Bacaan : Keluaran 37:25, 56; Kolose 3:16
“Dibuatnyalah mezbah pembakaran ukupan itu dari kayu penaga, sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, empat persegi, tetapi  dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya seiras dengan mezbah itu.  Disalutnyalah itu dengan emas murni, bidang atasnya dan  bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Dibuatnyalah bingkai emas sekelilingnya”
(Keluaran 37:25, 26).

Sama seperti, meja roti sajian dan pelita, mezbah pembakaran ukupan pun ada di ruang kudus, letaknya berada di dekat tirai pembatas antara ruang maha kudus dan ruang kudus.  Di atas mezbah pembakaran ukupan inilah Harun harus membakar ukupan dari wangi-wangian setiap pagi, dan setahun sekali ia  harus mengadakan pendamaian, yaitu di atas tanduk-tanduk mezbah itu diberi darah korban penghapus dosa, hal ini dimaksudkan untuk menebus dosa umat Israel. Tetapi puji Tuhan kita tidak lagi melakukan hal itu, sebab karena kasih karunia-Nya, Tuhan Yesus Kristus telah menebus segala dosa kita  untuk menyelamatkan kita dari maut, sekali untuk selamanya. Kita tidak perlu lagi setiap tahun memberikan korban sembelihan. Namun satu hal yang harus kita lakukan sebagai syukur kita atas anugerah-Nya adalah hidup di dalam pujian dan penyembahan.

Mengapa kita harus hidup di dalam pujian dan penyembahan? Sebab Allah kita layak  untuk dipuji; sebab menyembah itu perintah Allah; sebab Allah bertakhta di atas pujian; sebab Allah suka dipuji; supaya kita layak dihadapan-Nya; supaya kita memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Hidup di dalam pujian dan penyembahan itu bukan sekedar  mewarnai hidup kita dengan menyanyikan nyanyian-nyanyian rohani atau nyanyian yang keluar dari mulut, melainkan  keseluruhan dari aktifitas hidup kita harus mencermikan pujian dan penyembahan. Baik dalam hal berkata-kata, dalam bergaul, dalam melakukan pekerjaan, dalam kehidupan rumah tangga, maupuan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Sama seperti Harun yang setiap pagi membakar ungkupan dari wangi-wangian kepada Tuhan, demikianlah kita setiap hari harus menaikkan pujian dan penyembahan, serta ucapan syukur kepada-Nya sebab kasih-Nya begitu hebat dan luar biasa. Pujian dan penyembahan haruslah menjadi bagian dari hidup kita yaitu menjadi gaya hidup setiap orang percaya. Penuhi hari-hari kita dengan ucapaan syukur, pujian dan penyembahan, sebab jika ini kita lakukan maka kemuliaan Tuhan akan menyelimuti hidup kita. Sebab Ia bertahkta di atas puji-pujian umat-Nya. Berikutnya kemuliaan Tuhan itu akan mengalirkan berkat-berkat-Nya atas hidup kita. Yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang dalam pergumulan ditolong Tuhan dan segala tantangan serta hambatan bisa dikalahkan sebab kita lebih dari pemenang.

Renungan:
“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur  kepada Allah di dalam hatimu” (Kolose 3:16). 

Penuhi hidup kita dengan nyanyian rohani dan penyembahan.

No comments:

Post a Comment