Thursday, January 5, 2017

Api Asing

Ayat Bacaan : Imamat 10:1-7; Kisah 5:1-11
"Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak 
diperintahkan-Nya kepada mereka" 
(Imamat 10:1).


Ini adalah salah satu tragedi terburuk: dua orang imam dihukum Tuhan sebab mereka mempersembahkan api yang asing. Api yang asing adalah api yang tidak pernah Tuhan perintahkan. Api itu tidak dikenal Tuhan. Pada bagian sebelumnya Tuhan memberikan perintah kepada Musa, "Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya. Sekali setahun haruslah Harun mengadakan pendamaian di atas tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa pembawa pendamaian haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian bagi mezbah itu di antara kamu turun-temurun; itulah barang maha kudus bagi TUHAN" (Keluaran 30:9-10). Jadi Anda lihat bahwa persembahan itu ada aturannya dan hanya Harun saja boleh melakukannya sekali setahun.

Jadi ketika dua anak Harun itu dengan pongah - sebab mereka baru saja ditahbiskan menjadi menjadi imam (ps. 9) - mempersembahkan ukupan asing itu, Tuhan menganggap mereka telah melanggar ketetapan dan kekudusan Tuhan.

Dalam Perjanjian Baru kita melihat contoh sepasang suami istri yang tewas karena dihukum Tuhan. Mereka adalah Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:1-11). Alkitab menyebutkan bahwa mereka "mendustai Roh Kudus" (ayat 3) dan "mencobai Roh Tuhan" (ayat 9). Mereka berdua telah melanggar kekudusan Tuhan!

Mungkin kita belum pernah melihat hukuman Tuhan yang datang secara langsung. Mengapa? Ada banyak orang yang bertingkah lebih buruk dari mereka, namun mengapa sepertinya Allah berdiam diri?

Petrus berkata, "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2 Petrus 3:9). Allah itu sabar! Ini yang membuat Dia menahan diri untuk tidak melakukan penghukuman. Tetapi tetap saja ada waktu untuk mengadakan penghukuman.

Renungan:
Marilah kita menghadap Allah dengan lebih gentar dan hormat. Di satu sisi kita memang menganggap-Nya sebagai Allah, tetapi juga kita menganggapnya sebagai Allah kita yang wajib disembah dan diberi penghormatan yang tertinggi.

Allah selalu sabar kepada orang berdosa, namun ada batasnya.

No comments:

Post a Comment