Tuesday, January 3, 2017

Najisnya Hati Manusia

Ayat Bacaan ; Imamat 7:28-38; Markus 7:20-23
"Itulah hukum tentang korban bakaran, korban sajian, korban penghapus dosa, korban penebus salah, persembahan pentahbisan dan korban keselamatan"
(Imamat 7:37).

Betapa rumitnya proses untuk menerima pengampunan dalam Perjanjian Lama. Memang Allah tidak bermaksud "mempersulit" manusia untuk menerima pengampunan, namun itulah peraturannya. Meskipun korban-korban itu tidaklah sempurna, namun cukuplah untuk menutupi dosa-dosa bangsa Israel sampai datangnya Yesus.

Sejak kejatuhan manusia pertama kali, hati manusia dipenuhi dengan kebejatan. Apa yang ada di hatinya adalah jahat semata. Ada kisah yang amat menarik untuk menggambarkan sifat dasar hati manusia.

Cerita ini dikisahkan oleh Malcolm Muggeridge, seorang jurnalis di India. Suatu malam dia meninggalkan rumahnya dan pergi ke sungai setempat untuk berenang. Sementara ia masuk ke dalam air, di seberang sungai ia menyaksikan seorang wanita India yang sedang mandi. Seketika hatinya terpikat dan godaan memenuhi pikirannya. Selama bertahun-tahun ini ia telah berhasil melawan berbagai godaan yang dapat menggangu keharmonisan dengan istrinya. Fantasinya telah melangkah terlalu jauh. Ia bergumul sebentar lalu dengan marah ia menghampiri wanita itu. Ia berharap dengan berenang dan tubuhnya terendam air, pikirannya akan kembali "normal". Hanya tinggal beberapa meter saja ia dengan wanita itu, seluruh emosi dan fantasinya lenyap seketika ketika ia melihatnya. "Dia adalah wanita tua dan mengerikan... dan kulitnya berkerut, dan yang lebih parah lagi dia penderita kusta.... dia menyeringai kepadaku." Muggeridge gemetar dan bergumam, "Betapa kotor dan bandotnya wanita ini!" Segera ia sadar bukan wanita itu yang kotor atau bandot, tetapi hatinya!

Saudara, betapa kotornya hati manusia! Ia tidak dapat lagi membedakan mana yang baik dan yang jahat. Karena itulah Yesus datang supaya kita diubahkan dan menjadi manusia yang mempunyai hati yang bersih. Mana mungkin manusia dapat melakukannya kalau ini bukan pekerjaan Allah?

Renungan: 
Kita bersyukur bahwa Yesus datang sebagai korban yang sempurna. Dia mengubahkan manusia yang berhati bejat menjadi manusia berhati mulia. 

Yesus datang untuk membersihkan hati yang najis.

No comments:

Post a Comment