Ayat Bacaan : Bilangan 12:1-16
“Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia” (Bilangan 12:7-9).
Satu hal yang mulai luntur di dalam budaya timur adalah menghormati orang yang lebih tua, bersikap santun dan ramah satu dengan yang lainnya. Mengapa hal ini terjadi, banyak faktor yang menyebabkannya. Kepahitan, tidak bisa mengampuni, kebencian adalah faktor yang bisa memunculkan seseorang tidak mau menghormati orang yang lainnya.
Lalu bagaimana dengan kehidupan segenap warga gereja, apakah sikap hormat juga mulai luntur ? Saudara sendiri yang bisa menjawabnya. Seringkali penampilan seseorang menjadi penilaian awal apakah seseorang layak untuk dihormati atau tidak. Seorang hamba Tuhan memang tidak patut meminta dirinya dihormati, tetapi sudah selayaknya kita menghormati hamba Tuhan yang dipercayakan Tuhan untuk melayani umat-Nya. Kita bisa saja tidak puas dengan pelayanan yang dilakukannya, kita bisa saja tidak puas dengan sikap dan kebijakan yang diambilnya, tetapi satu hal jangan sampai ketidakcocokan ini mengurangi rasa hormat kita kepadanya.
Sejauh ini bagaimana sikap kita terhadap hamba Tuhan atau sesama hamba Tuhan ? Di dalam Bilangan pasal 12 ini kita sedang diajar untuk menghormati seorang hamba Tuhan, atau sesama hamba Tuhan. Waktu itu Allah harus menegur Miryam dan Harun atas perkataaan mereka yang dipandang Allah tidak patut mereka ucapkan. Allah bukan hanya menegur tetapi juga murka atas tindakan keduanya. Musa harus dihormati sebagai hamba Tuhan yang diurapi-Nya, karenan itu ada ayat yang mengatakan: "Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabi-Ku!" (Mazmur 105:15).
Karena perkataannya itu maka Bilangan 12:10 menerangkan: “Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!” Melihat hal itu Harun panik dan berkata kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami. Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya" (Bil. 12:11-12). Musa mengampuni mereka dan berdoa, akhirnya Tuhan menyembuhkannya, walaupun untuk beberapa saat ia mesti dikucilkan.
Renungan:
Hormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. (1Tesalonika 5:12-13).
Hormati hambanya atau murka Tuhan turun atas kita.
No comments:
Post a Comment