Ayat Bacaan : Bilangan 11:31-35; Yakobus 4:3
“Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar. Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.” (Bil.11:33,34).
Salah satu sikap yang dibenci Allah adalah nafsu rakus, yaitu suatu nafsu liar yang mempengaruhi manusia dewasa ini. Karena nafsu inilah hutan menjadi gundul, keindahan alam menjadi rusak, iklim pun mulai berubah. Alam yang hijau jadi tercemar, limbah-limbah liar semakin menumpuk dan sepertinya hal ini tidak bisa dikendalikan. Nafsu rakus ini juga mengakibatkan dua bangsa atau lebih terlibat dalam suatu peperangan, akibatnya rumah-rumah hancur, ribuan bahkan jutaan jiwa melayang. Nafsu rakus sedang melanda dunia ini, ia muncul kerena tiap-tiap orang ingin menangnya sendiri. Begitu banyak orang yang mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli apakah orang lain dirugikan atau tidak, bahkan tidak peduli istri atau anaknya menderita atau tidak, yang penting dirinya bisa menikmati kenikmatan dunia.
Gara-gara takut tidak mendapat bagian, seorang ibu berdesak-desakan antri beras, namun nasib naas menimpanya, saat berdesakan ia terjatuh kemudian tertindih dan akhirnya meningal dunia. Begitu mudahnya seseorang membunuh gara-gara 100 ribu rupiah, bahkan pernah ada suatu kasus gara-gara uang Rp. 500, seseorang membunuh rekannya sendiri. Begitu liarkah nafsu rakus itu? Ya sangat liar sekali, lebih liar dari binatang yang sangat liar, karenanya Allah sangat tidak berkenan dengan nafsu ini. Memang makan adalah kebutuhan pokok manusia, tetapi jangan gara-gara makanan kita tidak masuk sorga, gara-gara makanan kita bertengkar.
Nikmatilah berkat Tuhan, dengan ucapan syukur, bukan dengan rebutan dan sikap rakus. Jikalau seseorang dapat berkat Tuhan, tetapi tidak bisa mengekang nafsunya maka Tuhan bisa murka. Allah tidak suka orang yang rakus, sebab rakus itu sama dengan mementingkan diri sendiri, tidak tahu mengucap syukur, dan egois. Allah mau hidup kita terkontrol dengan baik, jika berdoa berdoalah dengan penuh ucapan syukur. Jangan sampai kita berdoa, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kita salah berdoa, sebab yang kita minta itu hendak di habiskan untuk memuaskan hawa nafsu saja (Yakobus 4:3).
Renungan:
Rasul Paulus mengakui: “..... ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat, kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (Efesus 2:3, Kolose 3:5).
Kuburlah dalam-dalam nafsu rakus itu, dan taburi dengan bunga ucapan syukur.
No comments:
Post a Comment