Ayat Bacaan : Ulangan 23:15-18; Filipi 4:19
"Janganlah kauserahkan kepada tuannya seorang budak yang melarikan diri dari tuannya kepadamu. Bersama-sama engkau ia boleh tinggal, di tengah-tengahmu, di tempat yang dipilihnya di salah satu tempatmu, yang dirasanya baik; janganlah engkau menindas dia." Di antara anak-anak perempuan Israel janganlah ada pelacur bakti, dan di antara anak-anak lelaki Israel janganlah ada semburit bakti”
(Ulangan 23:15).
Perbudakan adalah sejarah kelam yang pernah dialami oleh orang-orang berkulit hitam dan bangsa-bangsa yang tertindas. Hal ini juga pernah dialami bangsa Indonesia selama 350 tahun, ketika berada di bawah penjajahan bangsa asing. Sekarang bukan lagi zamannya perbudakan dan penjajahan, secara internasional masalah perbudakan sudah selesai dan dihapuskan. Ada sanksi yang dikeluarkan jika suatu bangsa secara nyata-nyata melakukan praktek perbudakan kepada etnis tertentu.
Namun demikian ada perbudakan lain yang harus diwaspadai oleh jemaat Tuhan. Suatu bentuk perbudakan yang sangat kejam dan mematikan, bekerjanya pelan, halus dan tidak terasa, tetapi nyata-nyata bisa membinasakan umat manusia. Banyak orang masih tidak sadar bahwa hidupnya berada di dalam perbudakan. Mungkin kita akan bertanya, perbudakan macam apa? Dan siapa yang melakukannya? Kita mungkin tidak perlu banyak bertanya kepada orang lain, namun ada baiknya kita bertanya kepada diri kita sendiri. Apakah kita termasuk orang yang masih diperbudak. Bukan diperbudak oleh orang lain tetapi diperbudak oleh nafsunya sendiri.
Efesus 2:1-2 berkata: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.”
Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita dilepaskan dari kuasa maut, tetapi seringkali orang Kristen kurang waspada. Seringkali orang Kristen membiarkan dirinya larut di dalam gemerlapan dunia. Ingatlah kita tidak lagi budak dosa, jangan membawa diri kita untuk diperbudak atau senang diperbudak oleh dosa.
Apapun yang terjadi di dalam hidup kita seperti kesusahan, kekurangan, dan kesulitan tetap bawa diri kita kepada Allah dan jangan biarkan diri kita dijebak oleh kejahatan dan diperbudak olehnya. Sebab banyak orang yang terjebak di dalamnya dan menjadi budak. Karena kebutuhan makan seseorang menipu, mencuri, bahkan ada orang yang menjual anaknya menjadi tuna susila.
Renungan:
Percayalah kepada Allah yang sanggup memelihara hidup kita, janganlah kuatir apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai (Matius 6:25), sebab Tuhan sudah menyediakan.
Jangan biarkan kita diperbudak oleh keinginan-keinginan daging kita, sebab kita bukan budak lagi.
No comments:
Post a Comment