Ayat Bacaan : 1 Samuel 28:1-25; Matius 7:7
“Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi”
(1 Samuel 28:6).
Kalau ada orang yang sangat putus asa pada zaman itu, pastilah Saul. Kesalahan demi kesalahan yang dilakukannya membuat dia ditolak menjadi raja Israel oleh Allah. Tidak ada lagi firman yang disampaikan lagi kepadanya sejak Samuel meninggal dunia. Dan ini diperparah lagi dengan kondisi “keacuhan “Allah terhadap Saul. Karena itu tidak ada lagi jawaban terhadap doa-doa Saul. Menyedihkan dan mengenaskan!
Dalam keadaan putus asa, kecewa, galau, dan kesedihan yang mendalam dia datang kepada seorang pemanggil arwah. Ini sama dengan menjatuhkan diri di atas landasan pesawat terbang, sementara Boeing 747 sedang melaju kencang. Artinya, ini sama dengan mencelakakan dirinya ribuan kali! Sebab Alkitab berkata, “Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu” (Ulangan 18:10-12).
Berbagai kontroversial memang mewarnai cerita ini. Sebagian teolog mendukung pernyataan bahwa arwah Samuel itu adalah setan yang menyamar, tetapi tidak sedikit pula yang percaya bahwa itu adalah memang benar-benar roh Samuel yang diizinkan Allah untuk menemui Samuel untuk terakhir kalinya. Sekarang kita tidak meributkan mana yang benar dan yang salah, hanya yang patut diperhatikan adalah kekejian bagi seorang yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati atau yang bertanya kepada arwah apapun alasannya! Permainan maut yang populer untuk berkontak dengan orang mati adalah Jelangkung. Masih banyak cara untuk melakukan kontak dengan orang mati, tetapi sadarilah bahwa itu adalah kekejian, apapun bentuknya.
Allah tidak berbicara kepada kita karena memang sebab di atas, seperti Saul yang melakukan kesalahan, tetapi kadang kala juga Allah berdiam karena untuk menguji kita. Dan di tengah kegundahan ini janganlah lari kepada maut, tetapi larilah kepada Gunung Batu kita. Dialah Allah yang akan menopang kita.
Renungan:
Kalau Tuhan tidak berbicara kepada Anda, bertobatlah dari kesalahan Anda. Tetapi bila Anda merasa bahwa Anda setia, berarti bersiaplah dan bersabarlah untuk menerima kejutan yang menyenangkan dari Allah.
Ada dua sebab Allah berdiam: marah kepada kita atau sedang menyiapkan kejutan buat kita.
No comments:
Post a Comment