Monday, January 29, 2018

Wariskan Yang Baik

Ayat Bacaan : 1 Tawarikh 22:2-19; Efesus 6:4
“Karena pikir Daud: "Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!" Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati”
(1 Tawarikh 22:5).


Ayah yang baik pastilah tidak meninggalkan hutang kepada anak-anaknya. Saudara setuju, bukan? Dan sebelum Daud meninggalkan Salomo, ia telah mempersiapkan bekal yang baik kepada Salomo. Bekal itu bukan sekedar harta warisan, tetapi yang terlebih penting adalah persiapan untuk mendirikan Bait Suci.

Daud tahu bahwa Allah tidak izinkan dirinya untuk mendirikan Bait Suci. Anaknyalah yang diperintahkan oleh Allah. Jadi dalam pikiran Daud saat itu adalah bagaimana caranya supaya Salomo tidak kesulitan mendirikan Bait Suci. Suatu pemikiran yang mulia dan patut kita contoh.

Ada orang yang tidak berpikiran seperti Daud. Misalnya Hizkia. Karena mempertontonkan seluruh kekayaannya kepada utusan dari Babel, maka datanglah nubuatan yang mengatakan, “Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel” (2 Raja-Raja 20:17, 18). Tetapi apa jawaban Hizkia? “Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!" Tetapi pikirnya: "Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku” (ay. 19)!

Jelas sekali bahwa Hizkia sama sekali tidak peduli dengan generasi berikutnya. Ia bukanlah tipe seorang ayah yang baik.

Jadi sekarang yang menjadi pertanyaan adalah: apakah kita adalah ayah yang baik? Bagaimana kita akan memberikan bekal kepada anak-anak kita supaya mereka melakukan kehendak Allah dan menyelesaikannya dengan baik? Bekal harta saja tidaklah cukup! kita harus memberikan bekal bagaimana caranya supaya harta itu dikelola dengan bijak dan digunakan untuk kemuliaan Allah. Sebab kalau tidak, harta kita akan habis dalam sekejap!


Renungan:
Jika kita adalah orang tua yang baik, kita tentunya akan mewariskan hikmat kepada anak-anak kita. Berikanlah bekal bagaimana caranya untuk menjadi pelaku firman.


 Ayah yang bijak mewariskan hikmat kepada anak-anak-Nya.

No comments:

Post a Comment