Ayat Bacaan : 1 Tawarikh 29; 2 Korintus 9:6-9
“Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita”
(1 Tawarikh 29:17).
Bagaimana filosofi kita tentang memberi kepada Allah? Ada yang berfilosofi: jika aku memberi, maka aku akan mendapatkan berkali-kali lipat. Atau ada juga yang mempunyai filosofi: kalau aku memberi, maka hartaku akan berkurang. Lalu bagaimana filosofi kita ?
Saudara, jujur saja kadang kita memberi kepada Allah dengan harapan tinggi untuk menerima kembaliannya berkali-kali lipat. Kita mencoba menjadi seorang pedagang yang memegang filosofinya: jual untuk mendapatkan untung besar. Akhirnya ketika kita mencemplungkan persembahan di dalam kantung kolekte maka yang ada di benak kita adalah untung besar, apalagi tema khotbah saat itu adalah ‘memberi untuk diberkati’.
Hal ini bukan berarti kita anti dengan berkat Allah. Malahan kita semua memang harus diberkati. Kenyataannya bahwa Allah kita senang memberkati umat-Nya. Hanya saja masalahnya jangan sampai kita mempunyai konsep bahwa kita memberi supaya kita memiutangi Tuhan dan suatu hari kita akan menjadi ‘debt collector’ lalu menagih Tuhan, “Sekarang saatnya Engkau membayar hutang-Mu. Ayo berkati aku berlimpah-limpah.”
Pertanyaannya adalah apakah kita seorang penagih hutang ataukah anak Allah yang mencintai Allah dengan segenap hati? Camkanlah, kalau kita memberi itu sebagai bukti bahwa kita mencintai Tuhan. Berilah tanpa mengharapkan imbalan. Bisa? Bukankah kita memberi kepada orang yang kita cintai tanpa mengharapkan kembali balasannya? Mengapa kita tidak bisa melakukannya kepada Allah?
Jangan salah mengerti. Allah memang akan memberkati siapa yang memberi dengan segenap hati dan dengan hati yang rela. Tetapi ceklah motivasi kita! Seorang yang mengasihi Allahnya tidak akan menagih hutang kayak ‘preman’ untuk mendapatkan kembaliannya.
Renungan:
Berilah dengan segenap hati kepada Allah. Jangan mengharapkan imbalan! Dan kita akan menikmati berkat Allah yang sebenarnya.
Memberi tanpa imbalan akan mengundang berkat besar.
No comments:
Post a Comment