Sunday, February 4, 2018

Darah Membersihkan Darah

Ayat Bacaan : 1 Tawarikh 28; Yohanes 6:54
“Tetapi Allah telah berfirman kepadaku: Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah. Ia telah berfirman kepadaku: Salomo, anakmu, dialah yang akan mendirikan rumah-Ku dan pelataran-Ku sebab Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi bapanya.”
(1 Tawarikh 28:3,6).


Cukup beralasan bila Allah melarang Daud mendirikan rumah bagi nama-Nya yaitu karena penumpahan darah. Kita tentu ingat peristiwa penumpahan darah yang dilakukan Daud terhadap Uria, suami Batsyeba. Tangan Daud  kotor dengan darah dan dosa. Dosa dan penumpahan darah tidak pernah lepas dari mata Allah. Dosa dan penumpahan darah ternyata ada efeknya. Tetapi syukur, selain Allah Daud Maha Adil dan yang pasti menjatuhkan hukuman pada dosa, tetapi Dia juga kasih adanya dan setia pada janji-Nya. Kasih setia-Nya yang membuat Dia berkenan untuk mengampuni dosa dan terus menggenapi firman-Nya dalam hidup Daud. 

Seharusnya Daud tidak layak menjadi raja, apalagi untuk membangun rumah Allah. Tetapi kenyataannya Daud tetap menjadi raja. Sekalipun tangan Daud kotor dengan darah,  Allah tidak memilih orang lain. Allah telah menetapkan keturunan Daud sendiri, yaitu Salomo untuk mendirikan rumah bagi-Nya. Mengapa demikian? Kuncinya adalah Daud hidup dalam pertobatan. Ketika perbuatan dosa ditegur,  Daud tidak mengeraskan hati, tetapi hati Daud lembut. Mudah berbalik kepada Allah tanpa syarat dan bertobat. Hati Daud inilah yang membuat kasih setia Allah berlaku dalam kehidupan Daud. Allah berkenan melanjutkan penggenapan janji-Nya, sekalipun sebenarnya Daud tidak pantas menerima.

Siapa yang tidak pernah berdosa? Tidak ada!  Tetapi syukur, bahwa Allah yang kita sembah dalam nama Yesus adalah Allahnya Daud yang setia. Bukan berarti kita boleh sembarangan berlaku dosa, tetapi yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah  menjaga langkah kita untuk tetap dalam kehendaknya dan tidak berdosa. Tetapi kalaupun karena kelemahan kita jatuh dalam dosa, maka secepatnya kita harus bertobat dan meminta belas kasih Allah mengampuni kita. 

Ingat! Tubuh kita adalah bait Allah yang sebenarnya. Bait Allah yang tidak dibangun oleh dosa tetapi oleh kematian dan kebangkitan Yesus sendiri yang tidak pernah berbuat dosa. Tugas kita sekarang tidak membangun bait Allah tetapi menjaga bait Allah ini agar tetap kudus sehingga janji-janji-Nya bisa digenapi dalam hidup kita.

Renungan:
Mungkin kita adalah seorang penumpah darah sehingga janji-janji Allah tidak bisa digenapi dalam hidup kita. Jangan takut! Darah Yesus yang akan membasuh tangan dan hati kita yang penuh dengan darah itu untuk dibersihkan dan dikuduskan asal kita bertobat dengan sungguh-sungguh.


Jangan pernah membangun sesuatu di atas dosa pasti runtuh. Bangun atas kekudusan maka akan kokoh.

No comments:

Post a Comment