Tuesday, April 19, 2016

Kaya Di Dalam Tuhan

Ayat Bacaan : Wahyu 2:8-11; Yeremia 9:23, 24 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu - namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis” (Wahyu 2:9).

Bagaimana Anda mendifiniskan “kaya”? Apa yang ada di benak Anda ketika mendengarkan kata ini? Mobil mewah? Rumah indah? Emas melimpah? Kalau itu yang Anda pikirkan, tidaklah salah. Tetapi saya katakan bahwa bukanlah itu satu-satunya definisi ‘kaya’! Terlalu dangkal mengartikan kekayaan hanya dengan perkara-perkara materi belaka. Dan kenyataannya dunia memang mengejar kekayaan sampai ke liang lahat. Segala upaya dilakukan untuk mengais kekayaan dengan berbagai cara, baik legal maupun ilegal. Tetapi di mata Allah, kekayaan yang sejati bukanlah semata-mata masalah materi. Ada yang lebih luhur daripada itu.

Paulus pernah berbicara mengenai jemaat yang kaya, namun bukanlah kaya secara materi. Alkitab berkata, “Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan” (2 Korintus 8:1, 2). Kemudian dilanjutkan ke ayat 7, “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, - dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami - demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.”

Jadi sekarang kita mengerti bahwa definisi ‘kaya’ tidaklah sedangkal pengertian kita selama ini. Tetapi agaknya kekayaan ini tidaklah menarik banyak orang. Orang lebih tertarik dan akan mengejar dengan berbagai cara untuk mendapatkan kekayaan secara materi. Padahal Yesus berkata bahwa kita harus memprioritaskan untuk menjadi kaya di hadapan Allah. Bukan setiap orang yang kaya secara materi disebutkan dengan ‘kaya di hadapan Allah’, sebab Yesus pernah memberikan perumpamaan mengenai seorang yang kaya secara materi. Saya yakin dia adalah seorang konglomerat, tetapi suatu saat dia mati dan Tuhan berkata, “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah” (Lukas 12:21). Apakah artinya seorang yang kaya, tetapi tidak kaya di hadapan Allah?

Renungan: Menjadi kaya secara materi itu baik, supaya dengan demikian kekayaannya dapat dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Tetapi ingatlah supaya Anda juga kaya di hadapan Allah: kaya dalam iman, perkataan, memberi, pengetahuan, dan pelayanan kasih. Uang tidak dapat menyelamatkan Anda, tetapi Anda dapat “menyelamatkan” uang supaya ia dipakai untuk hal-hal yang baik.

No comments:

Post a Comment