Thursday, July 28, 2016

Terapi Sunyi

Ayat Bacaan : Kejadian  16:1-16; Yakobus 5:8 "Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai" (Kejadian 16:2).

Dalam buku "The Light Within You", John Claypool menceritakan anak gadisnya yang didiagnosa menderita penyakit Leukimia dan sedang berada dalam kesakitan yang luar biasa. Suatu malam di rumah sakit anak itu bertanya, "Ayah, kapan sakitku ini hilang?" dan John berkata, "Sayang, kami sedang melakukan segala yang terbaik untuk menghilangkan rasa sakitmu." Anaknya bertanya lagi, "Ayah, tidakkah ayah bertanya kepada Allah kapan leukimiaku ini pergi? Pernahkah ayah bertanya? Apa yang Allah katakan?"

Dan Claypool menuliskan bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikatakan kepadanya. "Apa yang akan Anda katakan kepada anak kecil ketika sepertinya Allah tidak mendengar? Apa yang Anda katakan..." ia menuliskan, "ketika surga sepertinya sunyi?"

Hal yang paling berat dalam hidup ini adalah ketika Allah sepertinya berjuta kilometer jauhnya sehingga doa-doa kita seperti hilang ditelan angin. Allah berjanji untuk senantiasa bersama kita, namun kelihatannya dia sedang memberikan "terapi sunyi" kepada kita. Di manakah Engkau ya Allah ketika kami terluka? Ayub berkata, "Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia" (Ayub 23:8, 9). Sungguh suatu nestapa di atas nestapa bila memang benar Allah tidak lagi menghiraukan kita. Tetapi berita gembira yang saya mau sampaikan kepada Anda: Allah tidak pernah berhenti mengasihi Anda, dan tidak pernah berhenti mencurahkan kasih setia-Nya kepada Anda. Hanya saja Allah berdiam sebab Dia sedang bekerja dan akan menyatakan janji-janji-Nya itu pada masa-Nya, bukan pada waktu Anda.

Sarai adalah contoh manusia yang frustasi menantikan penggenapan janji Allah. Saya yakin janji Tuhan kepada Abraham telah disampaikan dengan jelas kepadanya. Namun sampai kapan ia harus menunggu? Sampai kapan ia harus menanti? Sampai kapan??? Sayang, justru karena ketidaksabarannya itulah ia dan suaminya melakukan kesalahan sehingga lahirlah keturunan dari budak yang bernama Hagar, dan keturunanya sampai sekarang dikenal dengan ulahnya dan sering bikin onar.

Renungan: Belajarlah bersabar. Apabila persoalan Anda meninggi sampai puncaknya setara dengan pegunungan Himalaya, atau penyakit Anda sudah tidak ditemukan lagi obatnya, percayalah kepada janji Allah. Anda sedang berada dalam "terapi sunyi" bila jawaban itu tak kunjung datang. Namun orang yang menantikan dengan sabar dan dalam iman, maka mereka ia akan menerima berkat yang luar biasa.

Bila Allah berdiam, maka Ia sebenarnya sedang menantikan waktu yang terbaik untuk bertindak.

No comments:

Post a Comment