Wednesday, November 16, 2016

Tanda Ketaatan

Ayat Bacaan : Keluaran 25:1-9; Yohanes 2:19 “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku  persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya,  haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu” (Keluaran 25:1,2).

Bagi orang picik ketaatan adalah momok yang harus dihindari. Ketaatan dipandang sebagai pagar penganggu dan pintu kesengsaraan yang mengekang kebebasannya. Bagi orang bebal ketaatan itu bagaikan monster dan kotoran yang membuat selera makannya tidak enak dan tidurnya tidak nyenyak.

Tetapi bagi orang yang bijak dan berhikmat, ketaatan itu adalah makanan yang nikmat dan minuman yang menyegarkan. Bagi orang bijak ketaatan itu adalah pintu gerbang menuju kesuksesan yang disertai rasa aman dan nyaman. Dan inilah salah satu kunci hidup kekristenan, yaitu taat kepada Allah. 

Perintah Tuhan itu bukan hanya menunjukkan akan adanya otoritas Tuhan yang harus ditaati, melainkan lebih dari itu. Tuhan sangat berkehendak tinggal ditengah-tengah  umat-Nya, sama seperti seorang penggembala yang sedang menggembalakan kawanan dombanya. Karenanya Tuhan berfirman kepada Musa bahwa orang Israel harus dipungut persembahan khusus, dengan catatan bagi setiap orang yang terdorong hatinya. Perintah ini bukan pemaksaan, melainkan permintaan Tuhan. Kemudian muncul pertanyaan, mengapa umat dipungut persembahan? Bukankah Allah itu kaya dan mampu untuk membangun dengan tangan-Nya sendiri? Ya, hal ini memang benar! Allah pasti bisa mengerjakannya. Lalu mengapa Tuhan memerintahkan Musa untuk memungut persembahan khusus? Jawabannya adalah Tuhan sedang mengajar umat-Nya untuk taat dan hidup di dalam cinta kasih-Nya. 

Perintah ini bukan hanya berfokus kepada persembahan yang hendak diberikan, tetapi jemaat sedang diarahkan untuk memahami betapa pentingnya “kemah suci” dibangun sebagai sarana untuk ibadah. Bahkan setelah kemah suci selesai, Tuhan tidak memfokuskan diri kepada bentuk fisik kemah suci, tetapi lebih kepada adanya pertemuan antara Allah dengan umat, dan ini yang paling penting. 

Kemah suci itu hanya menjadi kemah biasa jika umat tidak hidup di dalam ketaatan. Karenanya pada suatu kesempatan Tuhan Yesus berkata: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yohanes 2:19). Ia berkata seperti ini karena hati manusia hilang ketaatannya, dan Bait Allah dijadikan ajang kemunafikan. Ia sedang membangun ketaatan dengan memberi diri disalibkan guna menebus dosa manusia. Ia mau manusia taat dihadapan-Nya, sebab ketaatan itu adalah media untuk memelihara hubungan antara Allah dan umat. Dan memberi persembahan itu merupakan cara Tuhan untuk menggugah dan membentuk hati umat supaya hidupnya dipenuhi dengan ketaatan. 

Renungan: Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa  nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,... (1 Petrus 1:14).

Ketaatan adalah kunci membangun hubungan dengan Allah.

No comments:

Post a Comment