Ayat bacaan : Efesus 5:28-33; Kejadian 2:24
“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Efesus 5:31).
Menyamakan sifat, watak dan karakter antara suami dengan istri adalah pekerjaan yang bisa dikatakan mustahil. Masalahnya mereka bertumbuh pada lingkungan yang berbeda. Tidak jarang banyak pasangan suami isteri yang berselisih karena mereka mempertahankan pendapatnya masing-masing dan sangat sulit menemui titik temunya. Hal-hal seperti ini tentu sangat mempengaruhi jalannya kehidupan rumah tangga suami isteri tersebut, bahkan mungkin oleh karena perbedaan tadi menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan tidak mustahil menimbulkan bencana, seperti perceraian.
Bagi pasangan suami istri, tahukah status Anda sekarang ini? Kalau kita perhatikan ayat bacaan di atas, maka kita akan mengerti bahwa pasangan suami istri bukan lagi terdiri dari “dua daging”, tetapi “satu daging.” Maksud ayat ini adalah pasangan suami istri bukan lagi terdiri dari dua karakter, dua sifat, atau dua watak, tetapi semuanya menjadi satu. Inilah kunci hidup sebagai suami istri, yaitu bukan lagi dua, tetapi satu. Kalau kita mengerti ayat ini dengan jelas, maka kita akan mendapatkan suatu hubungan yang baik antara suami isteri.
Bahkan, dalam ayat 32 Rasul Paulus mengatakan, “Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” Maksud ayat ini adalah hubungan suami isteri itu sama seperti hubungan antara Kristus dengan jemaat-Nya di mana Kristus sangat mengasihi jemaat-Nya. Jadi untuk menyatukan dua manusia menjadi satu daging ini harus berdasar kepada Kristus yang sangat mengasihi jemaat-Nya. Saudara, Tuhan menginginkan agar kehidupan rumah tangga kita dapat berjalan harmonis sesuai dengan kehendak Tuhan. Pernikahan bukanlah sesuatu yang dapat dipermainkan. Seorang yang sudah menjadi suami istri harus dapat mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan kelak.
Renungan:
Untuk mendapatkan keharmonisan, maka kita harus tahu posisi kita sebagai suami istri yang sudah menjadi “satu daging” bukan lagi dua. Tetapi perlu diingat semuanya harus dilandaskan oleh kasih Allah sehingga suami dapat mengasihi isterinya, sebab isteri adalah bagian dirinya sendiri. Sebaliknya, isteri dapat menghormati suaminya sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan (ayat 33)
Suami adalah bagian dari isteri dan isteri adalah bagian dari suami.
No comments:
Post a Comment