Ayat Bacaan : Yakobus 3: 5 "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Di era informasi saat ini, permasalahan sosial seringkali dimulai dari masalah komunikasi yang tidak baik. Sehingga kesantunan kita dalam berbahasa menjadi hal yang harus diperhatikan oleh penutur. Salah satunya merupakan dalam hal kesantunan berbicara.
Berbicara yang baik terlihat pada pilihan kata, nada, intonasi, dan struktur kalimatnya. Pada tingkah laku, kesantunan dapat dilihat pada ekspresi, sikap, dan gerak gerik tubuh lainnya. Tidak jarang seorang pejabat publik karena sikapnya yang tidak mau menjaga kesantunan berbicara ini sehingga timbul konfl ik di masyarakat yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Setiap kelompok masyarakat memiliki aturan kesantunan tersendiri yang dapat sama atau berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Sebagai contoh, orang Jepang sering mengungkapkan maaf dalam berbagai kesempatan, tidak dapat berbicara lugas, dan lebih memilih menghindari diri dari konflik. Sementara itu, orang Amerika selalu lugas dan langsung dalam membuat penolakan.
Banyak hal yang harus dijaga ketika berbicara seperti tidak merendahkan lawan bicara, mengatakan hal yang kurang baik, mengeluarkan kata-kata yang dapat menjatuhkan harga diri lawan bicara, dan memuji diri sendiri.
Strategi kesantunan yang terakhir merupakan strategi berwujud nonverbal. Perilaku nonverbal dapat ditunjukan dengan selalu tersenyum, posisi tangan yang merapat pada tubuh (tidak berkacak pinggang). Perilaku tersebut menimbulkan kesan santun bagi mereka yang melihatnya. Mulai saat ini, Firman Tuhan mengingatkan kepada kita untuk berhati-hati dalam setiap perkataan yang kita keluarkan.
No comments:
Post a Comment