Tuesday, March 1, 2016

Pemanah Kepahitan

Ayat Bacaan : Kejadian 49: 23 "Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya." 

Bila kita membaca kisah di atas, maka kita akan mengerti bahwa yang dimaksud dengan pemanah-pemanah ini adalah mereka yang menyerang Yusuf dengan rasa sakit hati. Seperti kita ketahui, Yusuf mendapat mimpi yang luar biasa. Panggilan dan berkat-berkat yang didapat Yusuf sanggup membuat iri dan dengki orang lain. 

Dalam ayat di atas orang yang suka memanahkan sesuatu kepada orang lain adalah mereka yang tergolong barisan sakit hati. Segala yang dilontarkannya cenderung bernada pedas dan tajam.Mungkin kita sering menjumpai dan bahkan mengalami sendiri harus berada di dekat orang-orang yang suka melontarkan anak panah kepahitan pada orang lain. 

Akar permasalahannya adalah rasa iri terhadap keberhasilan orang lain sampai timbul kepahitan dalam hidupnya. Jika kita sedang berada pada posisi yang belum mencapai keberhasilan, kita tidak perlu merasa pahit dengan apa yang dicapai orang lain. Mereka yang tidak dewasa, biasanya tidak tahan dengan perjumpaan dengan seseorang yang hidupnya makin lama makin sukses. 

Apa yang diperoleh orang lain itu membuat pahit dalam hidup mereka. Seorang anak Tuhan tidak mengembangkan rasa iri. Sebaliknya kita turut berbahagia jika orang lain diberkati. Dan apabila kita sedang dalam posisi seperti Yusuf dengan panggilan yang luar biasa, mari kita belajar untuk siap menerima banyak anak panah yang ditujukan pada kita tanpa perlu merasa pahit hati dan terluka. Janganlah terjadi segala yang kita dapatkan hanyalah akibat dari sebuah upaya yang tak memancarkan kekudusan. Karena jika demikian maka hidup kita tak akan mengalami suka cita dan damai sejahtera Allah. 

Di mana pun posisi kita, apakah sedang berhadapan dengan para orang sukses, atau justru kita sendiri saat ini yang sedang menerima hujan berkat, janganlah pahit hati. Jagalah hati untuk tetap dalam kasih Tuhan. Pikirkan semua yang baik, yang mulia, yang indah, dan yang berkenan kepada Allah.

No comments:

Post a Comment